Senin 18 Jul 2022 19:01 WIB

Multimanfaat Ibadah Qurban

Idul Adha memberikan penguatan terhadap kehidupan gotong royong bangsa Indonesia.

Hewan kurban di Jakarta (ilustrasi).
Foto:

Penguatan Dakwah

Dalam sisi yang lain, ibadah kurban memberi manfaat terhadap penguatan dakwah para dai, terkhusus di wilayah pedalaman, kepulauan dan perbatasan. Kurban yang berlangsung di Merauke, Papua, misalnya, pendistribusian dagingnya tidak saja kepada umat Islam, tetapi juga mereka yang non-Islam. Hal itu menjadikan masyarakat di luar Islam memandang ajaran Islam dan umat Islam sangat peduli kepada sesama.

Islam tidak membatasi kebahagiaan yang mereka rasakan hanya sebatas pada internal umat Islam. Dan, pada kampung-kampung mualaf, penyembelihan hewan kurban benar-benar memberikan kesan yang sangat mendalam.

Sementara itu di Kupang, Nusa Tenggara Timur, karena seringnya ibadah kurban dilaksanakan, masyarakat non Muslim sudah menunggu di halaman masjid selepas sholat Shubuh. Merasa lama, mereka bertanya, “Kapan ini dipotong?” Dai yang ada kemudian menjawab, “Nanti bappa, selesai kita Sholat Idul Adha.”

Pemandangan itu secara langsung atau tidak langsung memberikan satu persepsi positif tentang Islam dan umat Islam kepada masyarakat non-Muslim. Yang berarti, semakin umat Islam sadar bahwa ibadah kurban penting bagi dirinya untuk semakin dekat kepada Allah Ta’ala, disaat yang sama ibadah kurban, terutama di wilayah pedalaman yang ada juga penduduk non-Muslim, ibadah kurban itu jadi penantian mereka.

Hal itu boleh jadi karena rakyat Indonesia sebagian besar tidak mudah untuk bisa menikmati daging. Data dari Organization of Economic Cooperation and Development, konsumsi daging orang Indonesia masih di bawah standar. Konsumsi daging ayam saja hanya 8,1 kilogram per kapita pada 2021. Itu di bawah rata-rata dunia yang sebesar 14,9 kilogram per kapita.

Konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,2 kilogram per kapita, di bawah rata-rata dunia sebesar 6,4 kilogram per kapita. Sedangkan konsumsi daging domba di Indonesia sebesar 0,4 kilogram per kapita, di bawah rata-rata dunia 1,3 kilogram per kapita.

Jadi, tidak berlebihan kalau momentum Idul Adha dimana ibadah kurban dilangsungkan, kebahagiaan itu bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga umat di luar Islam yang sangat mendambakan bisa menikmati olahan daging. Hal ini menunjukkan bahwa peran ibadah kurban dalam dimensi yang sangat luas juga berdampak pada penguatan dakwah dan kiprah dakwah para dai, utamanya di wilayah pedalaman.

Dan, secara lebih esensial, ibadah kurban menghendaki setiap jiwa mampu merenungi hakikat hidup dan kehidupan ini dengan baik dan mendalam. Bahwa kehadiran setiap jiwa harus mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, termasuk kecintaan pada harta dan keluarga.

Ibadah kurban menghendaki kita sadar bahwa harus selalu siap diri ini secara sadar menyembelih hewan kurban secara empirik. Tetapi lebih mendalam hakikatnya harus siap menyembelih kecintaan kepada selain Allah, sehingga keberadaan diri kita memberi manfaat yang besar, bahkan bisa multi manfaat. Itulah di antara keberkahan dari disyariatkannya ibadah kurban, menyembelih pretensi pribadi untuk maslahat negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement