Jumat 15 Jul 2022 19:35 WIB

'Jika Testing Masif, Kenaikan Kasus Covid-19 Bisa 35 Kali Lipat'

IDI menilai Indonesia sedang memasuki gelombang keempat infeksi Covid-19.

Calon penumpang berjalan di selasar terminal untuk melakukan lapor diri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (15/7/2022). Pemerintah lewat Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menerbitkan aturan terbaru perjalanan dalam negeri yang berlaku mulai Minggu (17/7) dimana penumpang pesawat yang akan berpergian wajib vaksinasi tahap ke tiga atau vaksinasi booster COVID-19.
Foto:

Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban memprediksi Indonesia sedang memasuki gelombang keempat penularan Covid-19. Hal ini, menurut dia, berdasarkan pada kenaikan signifikan jumlah kasus Covid-19 harian belakangan ini.

"Saya khawatir kita sedang memasuki gelombang keempat," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Satgas IDI mencatat kenaikan kasus harian yang cukup tinggi mulai 2 Juli yakni 1.794 kasus dan terus mengalami dinamika dengan kecenderungan naik hingga saat ini. "Ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus baru belakangan ini. Terbaru (per 13 Juli 2022) adalah 3.822 kasus dengan 12 kematian," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat lebih berhati-hati, tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dan segera melakukan vaksinasi penguat. Namun demikian, masyarakat diminta jangan terlalu panik karena kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan Selandia Baru.

"Belum ada bukti kuat akan membawa kita ke hari-hari tergelap dari pandemi—seperti sebelumnya," tutur Zubairi.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, terjadinya kenaikan angka keterpakaian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 secara konsisten sebesar 0,31 persen selama satu pekan terakhir. Karena itu, Reisa menegaskan agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaannya terhadap potesi penularan Covid-19.

“Per 13 Juli 2022, angka keterpakaian tempat tidur RS rujukan Covid-19 secara konsisten mengalami kenaikan 0,31 persen selama satu pekan terakhir,” kata Reisa saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (15/7/2022).

Sejauh ini, sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang memicu kenaian kasus di beberapa negara di dunia menyebabkan gejala yang cukup ringan. Menurut Reisa, kebutuhan perawatan di rumah sakit juga jauh lebih rendah dibandingkan varian sebelumnya. Keterisian tempat tidur rumah sakit Covid-19 atau BOR hingga 13 Juli 2022 pun mencapai sebesar 3,22 persen.

“Meski masih terbilang cukup rendah, tetapi kenaikan sudah terjadi sejak bulan lalu. Di mana tanggal 23 Juni 2022 lalu, BOR tercatat 2,03 persen,” jelas dia.

Berkaca pada kenaikan jumlah kasus selama pandemi di Indonesia, kenaikan jumlah kasus positif dan kasus aktif biasanya terjadi 2-4 minggu pasca diidentifikasinya varian baru yang muncul. Pada gelombang sebelumnya, kenaikan kasus terjadi setelah 20-35 hari pasca hari raya. Sedangkan kasus puncak terjadi pada hari ke-43 hingga ke-65 setelah hari raya.

“Bahkan prediksi telah dilakukan oleh Kemenkes bulan lalu di mana puncak kenaikan kasus diperkirakan terjadi pada minggu ketiga atau minggu keempat bulan Juli, dengan jumlah kasus diprediksi mencapai 20 ribu kasus baru per harinya,” kata dia.

Karena itu, lanjut Reisa, masyarakat diminta agar tidak lengah di tengah kenaikan kasus yang terus terjadi dan selama masa rentang waktu tersebut.

 

 

 

photo
Kasus Covid-19 Naik Lagi di 110 Negara - (Alarabiya )

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement