REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menilai, para remaja dari Citayam, Bojonggede hingga Depok yang berkumpul di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat membuat suasana menjadi lebih hidup. Keberadaan mereka tidak mengganggu wilayah sibuk tersebut.
"Anak-anak SCBD tidak mengganggu kawasan keuangan karena mereka lebih banyak memanfaatkan ruang simpul di Hub transportasi. Justru mereka membuat suasana jadi hidup,"jelasnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, remaja SCBD yang saat ini sering juga disingkat dengan Sudirman, Citayam, Bojonggede dan Depok menginginkan ruang yang bisa merepresentasikan diri mereka. Sementara ruang untuk melakukannya di daerah masing-masing sangat terbatas.
Berbagai kelebihan yang dimiliki kawasan Sudirman, mulai dari akses transportasi hingga fasilitas yang memadai membuat remaja SCBD kemudian memanfaatkan ruang ini. Ruang yang justru jarang diisi oleh para remaja dari Jakarta sendiri.
"Tapi dengan syarat tidak boleh membuang sampah sembarangan atau membuat keonaran. Makanya dinas kebersihan dan satpol PP menjaga kawasan agar tertib. Karena anak anak SCBD banyak yang tidak paham atau aturan tata tertib di kawasan stasiun MRT atau KRL," ujarnya.
"Jangan bawa kebiasaan buruk di daerah asal di kawasan Sudirman," tambahnya.
Sebelumnya, kehadiran remaja asal Citayam, hingga Depok di sekitar taman Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Dukuh Atas, Jakarta, menjadi buah bibir publik. Mereka menggunakan pakaian dengan gaya khas dan kini banyak yabg populer di media sosial terutama TikTok. Alkhaledi Kurnialam