Kamis 14 Jul 2022 05:09 WIB

Citra Polisi Tercederai di Kediaman Jenderal

Survei sebut Mabes Polri berada di peringkat ketiga institusi yang dipercaya publik.

Inspektorat Pengawas Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto (tengah) bersama Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Jozua Mamoto (kedua kiri), Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo (kiri), Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kedua kanan) dan Beka Ulung Hapsara (kanan) saat konferensi pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Konferensi pers tersebut menyampaikan keterangan terkait langkah terkini yang telah dilakukan tim khusus dengan melakukan olah TKP serta melibatkan Komnas HAM dalam penanganan kasus penembakan sesama anggota polisi yang terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Inspektorat Pengawas Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto (tengah) bersama Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Jozua Mamoto (kedua kiri), Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo (kiri), Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kedua kanan) dan Beka Ulung Hapsara (kanan) saat konferensi pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Konferensi pers tersebut menyampaikan keterangan terkait langkah terkini yang telah dilakukan tim khusus dengan melakukan olah TKP serta melibatkan Komnas HAM dalam penanganan kasus penembakan sesama anggota polisi yang terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, Citra Polri kembali tercederai. Aksi adu tembak sesama anggota yang berujung kematian baru-baru ini telah memberikan 'goresan luka' di tubuh Polri.

Apalagi insiden itu terjadi di kediaman Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo, petinggi kepolisian yang bertanggung jawab terhadap penegakkan disiplin anggota. Alih-alih penegakkan disiplin, adu tembak senjata terjadi antara ajudan Ferdy Sambo Bharada E dan sopir dari istri sang jenderal, Brigadir Polisi J. Dalam insiden ini, Brigadir J meregang nyawa.

Mabes Polri memang menyebut sebelum ditembak, korban tewas ditengarai ingin melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke istri Ferdy Sambo. Hal itu yang membuat Brigadir J ikut bela diri angkat senjata.

Pertanyaan yang muncul, mengapa Brigadir J ingin melecehkan istri sang Jenderal? Mengapa begitu beraninya ia hendak melakukan perbuatan itu dan masuk ke kamar istri Ferdy Sambo?

Baca juga : Soal Kasus Penembakan di Rumah Kadiv Propam, Ini Analisa Kriminolog UI

Bukankah selama ini, Brigadir J sudah sering bertemu dengan Putri Sambo (istri Ferdy Sambo)?  Lantas bagaimana sistem pembinaan Mabes Polri, sehingga kasus ini bisa terjadi? Pertanyaan ini yang belum dijawab oleh Mabes dari keterangan konferensi pers pada Senin (11/7/2022).

Namun terlepas dari itu, aksi penembakan sejatinya tidak mesti terjadi, apalagi sesama anggota. Ini karena ketika diangkat sebagai polisi, para abdi negara tersebut telah bersumpah untuk menjunjung tinggi dan menjaga harkat martabat kepolisian RI. Mereka sejatinya menjadi contoh dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Jika melihat ke belakang, aksi penembakan antarsesama anggota polisi bukan kali pertama terjadi. Pada Oktober 2021 lalu, satu anggota polisi tewas ditembak sesama rekannya sendiri di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aksi penembakan ini diduga dilatarbelakangi kecemburuan. Korban diduga kerap chat dengan istri pelaku.

Selain aksi penembakan, sempat viral kasus Kapolres menganiaya anggotanya pada 2021. Aksi ini pun hangat menjadi perbincangan publik. Kemudian ada juga oknum polisi yang terlibat pesta narkorba dan penganiayaan terhadap warga.

Baca juga : Polisi Akui Sita Decoder CCTV di Pos Satpam Komplek Rumah Kadiv Propam

Aksi-aksi negatif ini tentu jauh dari harapan yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo. Kapolri berharap anggota kepolisian memegang amanah masyarakat dan mengemban tugas pokok seperti memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat. Bukan malah sebaliknya memicu ketidaktertiban atau kekerasan dengan aksi-aksi brutal.

Kapolri pun berjanji akan terus berbenah. Ia optimistis bahwa insitusi kepolisian akan semakin dipercaya masyarakat ke depan.

Survei Indikator

Pada hari yang sama ketika polis merilis penembakan di kediaman Ferdy Sambo, Lembaga Indikator mengeluarkan hasil surveinya terkait kepercayaan publik terhadap institusi negara. Hasilnya, Mabes Polri menempati urutan ketiga dengan (13,1) persen. Adapun peringkat pertama yakni TNI (26.2 persen), dan Presiden (17,5 persen). 

Namun kalau dilihat dari institusi penegak hukum, Mabes Polri berada di peringkat teratas yang memiliki tingkat kepercayaan tertinggi mengalahkan Kejaksaan Agung maupaun kepolisian. Tentu akan sangat disayangkan, jika citra yang sudah dibangun oleh Kapolri sejak dilantik Januari 2021 lalu dicederai oleh oknum-oknum anggota tidak bertanggung jawab.

Baca juga : Roy Citayam Tolak Beasiswa, Sosiolog: Ijazah Nggak Penting Buat Generasi Z

Untuk itu, kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo ini mesti dijelaskan secara jelas dan transparan. Apakah ada motif lain di balik itu? Apakah benar kronologi yang disampaikan mengingat masih ada kejanggalan?

Keberhasilan Mabes Polri dalam mengurai kasus ini nantinya akan menjadi poin positif bagi institusi Trunojoyo itu di hadapan publik. Di sisi lain, pembinaan terhadap anggota kepolisian juga harus terus dibenahi agar tidak ada lagi terdengar aparat yang terseret kasus hukum.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement