REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya masih terus berupaya melaksanakan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak. Pelaksanaan vaksinasi itu dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK makin meluas.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kusdiana, mengatakan, kasus PMK di daerahnya masih terus mengalami penambahan, meski tak terlalu signifikan. Dalam enam hari terakhir, ia menyebutkan, hanya terdapat delapan kasus PMK. "Kemarin per tanggal 5 itu kami di posisi 296 kasus, dan tanggal 11 ada 304 kasus. Penambahan hanya 8 ekor," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Senin (11/7/2022).
Berdasarkan data per 11 Juli 2022, dari total 304 kasus ternak sakit PMK di Kabupaten Tasikmalaya, hanya 31 ekor yang terkonfirmasi positif. Sementara sisanya sebanyak 273 ekor berstatus suspek.
Dari total kasus itu, tak ada laporan hewan ternak yang mati akibat PMK. Namun, terdapat 21 ekor hewan ternak yang dipotong bersyarat. Sementara itu, sebanyak 109 ternak dilaporkan telah sembuh dan sisanya masih dalam perawatan.
Heri mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan penanganan seperti biasa, seperti memisahkan dan mengobati ternak yang sakit, serta melaksanakan penyemprotan disinfektan di kandang ternak. "Kami sudah dropping perlengkapan petugas di lapangan, seperti APD dan disinfektan," ujar dia.
Selain itu, Heri menambahkan, pihaknya juga terus melaksanakan vaksinasi PMK. Ia menyebutkan, cakupan vaksinasi PMK di Kabupaten Tasikmalaya saat ini baru mencapai 3.505 dosis dari total 5.000 dosis yang tersedia.
Menurut dia, jumlah vaksin yang terdapat saat ini masih jauh dari kebutuhan yang diperlukan. "Sebab kebutuhan vaksin di Kabupaten Tasikmalaya itu sekitar 50 ribu ekor. Kami tentu akan mengajukan lagi," kata dia.
Namun, untuk saat ini petugas di lapangan masih fokus menghabiskan vaksin yang ada. Apalagi, petugas di lapangan banyak terkendala di lapangan, lantaran ternak yang diprioritaskan saat ini adalah ternak untuk pembibitan banyak terdapat di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara di selatan lokasi ternaknya berpencar. "Jadi menghabiskan waktu dan energi petugas di lapangan," kata dia.
Setelah 5.000 dosis vaksin yang saat ini telah diterima habis, baru Pemkab Tasikmalaya akan kembali mengajukan vaksin tambahan. Sebab, apabila vaksin yang tersedia saat ini tak kunjung habis, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan mengalihkannya ke daerah lain yang lebih membutuhkan.
Sementara itu, di Kabupaten Garut, cakupan vaksinasi PMK baru dilakukan kepada hewan ternak sebanyak 5.315 ekor per 9 Juli 2022. Padahal, daerah itu telah menerima vaksin PMK lebih dari 12 ribu dosis.
Berdasarkan data per Juli 2022 yang diterima Republika pada 11 Juli 2022, terdapat 21 kecamatan di Kabupaten Garut yang terdampak PMK. Di 21 kecamatan telah dilaksanakan pengobatan terhadap ternak yang bergejala PMK sebanyak 3.678 ekor, terdiri dari 75 ekor domba, empat ekor kambing, 36 ekor kerbau, 1.642 ekor sapi potong, dan 1.911 ekor sapi perah.
Dari data itu, sebanyak 2.134 ekor ternak kondisinya telah sembuh atau mengalami perbaikan pascapengobatan. Adapun ternak mati dengan gejala PMK berjumlah 116 ekor dan 89 ekor ternak dipotong bersyarat.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani, mengatakan, pihaknya terus melakukan surveilans laporan kasus PMK dan melakukan karantina wilayah di lokasi yang terdapat kasus PMK. Selain itu, dilakukan juga penyemprotan desinfektan di area kandang yang terdampak serta pengobatan ternak bergejala PMK, termasuk vaksinasi kepada ternak yang sehat.