Jumat 08 Jul 2022 05:20 WIB

Soal Kawasan Industri Terpadu Batang, Pemerintah Buat Maklumat Bandung

Maklumat bersama terkait KITB yang berisikan 12 point

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Foto udara pembangunan rusunawa pekerja industri Batang I di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2022). Berdasarkan data per 28 Maret 2022, progres pengerjaan proyek rusunawa itu terealiasasi sebesar 92,342 persen dengan total waktu pengerjaan 300 hari.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Foto udara pembangunan rusunawa pekerja industri Batang I di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2022). Berdasarkan data per 28 Maret 2022, progres pengerjaan proyek rusunawa itu terealiasasi sebesar 92,342 persen dengan total waktu pengerjaan 300 hari.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG---Pemerintah terus melakukan penguatan pekerja lokal untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah. Karena, dalam beberapa tahun kedepan, kawasan tersebut memerlukan setidaknya 28.000 tenaga kerja terampil.  Berbagai pihak terkait pun, menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan antar pemangku kepentingan,  Kamis (7/7/2022). 

Hadir pada FGD tersebut, dari mulai tingkat kementerian, antara lain; Kemendikbud Ristek RI, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kemenparekraf. Untuk tingkat pemerintah daerah, tingkat Provinsi Jawa Tengah, diantaranya Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Sementara untuk Daerah tingkat II, akan melibatkan dua Kabupaten, Batang dan Cilacap.

Baca Juga

Selain FGD, semua pihak sepakat untuk membuat maklumat bersama terkait KITB yang berisikan 12 point. "Kebutuhan tenaga kerja di sana sekitar 20.500-an orang, dalam jangka panjang bisa 28.000-an orang. Ini yang harus kita  siapkan. Bagaimana pekerja lokal tidak jadi penonton, tapi menjadi pekerja di daerahnya sendiri, " ujar Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Abetnego Tarigan pada acara FGD KITB.

Menurut Abetnego, pihaknya saat ini konsen mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal agar memenuhi kebutuhan industri di kawasan tersebut. Saat ini, setidaknya sudah ada 10 investor yang siap beroperasi di KITB. Mereka bergerak di berbagai bidang. 

"Kita terus lakukan upaya agar pekerja lokal bisa terserap. Tapi selama ini memang antara kebutuhan dan kesiapan perlu disiapkan. Ini yang terus kita dorong agar mereka punya skil sesuai kebutuhan.  Ini proses yang kita dorong agar terjadi mitch mach, " katanya. 

Digelarnya FGD ini, kata dia, untuk mengetahui kebutuhan industri. Sehingga nantinya diharapkan tidak mendatangkan pekerja dari jauh. Mereka harus disiapkan  soal softskill, daya tahan, dan lainnya. Nantinya mereka akan dilatih melalui pelatihan BLK, SMK, dan lainnya. 

Sementara menurut Direktur Operasi & Teknik KITB Adler Manarissan Siahaan, kawasan industri Terpadu Batang dengan branding “Grand Batang City” ini merupakan fast growing company yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional. Kawasan ini dengan total luasan 4.300 hektare yang dibagi menjadi 3 Klaster yakni Creation, Innovation dan Leisure. 

Saat ini, kata dia, pada fase 1 ada 450 hektare dari klaster 1 sudah berhasil sold out dalam waktu kurang dari 2 tahun. Terdapat 12 investor yang sudah berkomitmen. "Tujuh investor di antaranya sudah melaksanakan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri di Grand Batang City, " jelas dia. 

Menurutnya, kegiatan ini menindaklanjuti terkait isu tenaga kerja sebagaimana amanah Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di KITB pada tanggal 21 April 2021 dan instruksi dari Kantor Staf Presiden (KSP). Penyelenggaraan FGD ini sebagai dukungan kepada Pemerintah, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2019, tentang pengendalian program prioritas nasional dan pengelolaan isu strategis. 

Salah satu prioritas utama, dibentuknya KITB adalah untuk mendukung penyediaan SDM di Indonesia, utamanya di Provinsi Jawa Tengah.  Menuju cita-cita bersama dalam membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sama dengan berbagai sektor seperti industri, pemerintah, swasta dan lainnya penting dioptimalkan.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement