REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas menyebutkan, manajemen Holywings melakukan pembohongan publik dengan menyatakan tidak mengetahui soal promosi minuman keras (miras) gratis bernuansa suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
"Holywings ini menurut saya pembohongan publik. Dia bilang manajemennya gak tahu, itu enggak mungkin Pak," kata Hasbiallah saat audiensi dengan dinas terkait dan perwakilan manajemen Holywings di ruang Komisi B DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (29/6/2022).
Politikus PKB tersebut membandingkan pengelolaan Holywings dengan warung kelontong yang pemiliknya pasti mengetahui pendapatannya, berapa penjualannya, dan strategi yang dilakukan untuk pemasaran. Hasbiallah tidak percaya, pimpinan Holywings tak tahu ada promosi menggunakan nama Muhammad dan Maria demi mendapatkan bir gratis.
Baca: Anies Tutup Semua Outlet Holywings, Gus Nadir: Tambah Pengangguran
"Di kelontong aja tau kok hari ini laku berapa, yang manajemennya dijaga satu orang. Lah Holywings ini dengan manajemennya banyak malah tidak tahu. Ini pembohongan publik saja," katanya.
Manajemen Holywings menegaskan, pihaknya mengaku kecolongan terkait dengan promosi miras bernuansa SARA. General Manager Holywings Group Yuli Setiawan menegaskan, bakal melakukan pendalaman internal untuk mengevaluasi program promosi.
Dia menuturkan, promosi yang membuat marah banyak orang dilakukan oleh oknum pegawai. Sehingga ulah segelintir karyawan itu malah menyebabkan jaringan bisnis bar sekaligus restoran tersebut mengalami kerugian. "Terkait penggunaan nama Muhammad dan Maria bahwa pihak manajemen Holywings tidak pernah mengetahui sebelumnya," kata Yuli.
Baca: Warganet Kaitkan Kasus Holywings yang Lecehkan Nama Muhammad dengan Arswendo
Dalam hal ini, sambung dia, manajemen merasa kecolongan dengan tindakan oknum tim promosi media sosial (medsos) yang sengaja menggunakan nama tersebut. Yuli menegaskan, motif pegawai membuat promosi seperti itu sedang didalami secara internal.
Yuli menjelaskan, promosi miras gratis dengan menggunakan nama pengunjung yang sesuai dengan identitas sudah bisa dilakukan selama tiga bulan terakhir. Promosi tersebut menjadi kegiatan reguler per pekan dalam tiga bulan ini. Dalam perjalanannya, selama ini telah menggunakan sejumlah nama.
"Misalnya,Toni dan Tina, Firman dan Feni, William dan Widya serta nama-nama lain yang cukup familiar di kalangan masyarakat Indonesia," kata Yuli. Dia menjelaskan, promosi penggunaan nama tersebut telah berjalan dengan baik dan tidak pernah ada masalah.
"Promo sebelumnya itu tidak ada masalah dengan nama-nama itu. Karena kejadian ini kami juga mengalami kerugian," ujar Yuli. Gara-gara kasus itu, Pemprov DKI telah mencabut izin usaha seluruh Holywings yang ada di Ibu Kota.
Baca: MD Forhati Minta PN Surabaya Cabut Putusan yang Tetapkan Nikah Beda Agama