Rabu 29 Jun 2022 19:00 WIB

BKSDA Ungkap Penyebab Monyet Ekor Panjang Masuk ke Perumahan Mewah Pluit

Perumahan mewah Pluit berlokasi tak jauh dari habitat monyet ekor panjang.

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Habitat alami monyet ekor panjang di Suaka Margasatwa Muara Angke terletak tak jauh dari perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara. Monyet ekor panjang tersebut tampak mencari makan ke perumahan.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Habitat alami monyet ekor panjang di Suaka Margasatwa Muara Angke terletak tak jauh dari perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara. Monyet ekor panjang tersebut tampak mencari makan ke perumahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan penyebab monyet ekor panjang masuk ke perumahan mewah di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Insiden tersebut terjadi pada Selasa (28/6/2022).

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA), Aripin, menjelaskan, satwa liar tersebut tampaknya tergiur dengan makanan manusia. Terlebih, warga warga Pluit Karang Asri terkadang menjadikan makanan sebagai persembahan atau membiarkan tempat sampah pembuangan sisa makanan dalam keadaan tidak tertutup.

Baca Juga

"Takutnya kalau mengambil dari makanan masyarakat, terganggu juga habitatnya itu di sini. Padahal, di sini ada makanan mereka, salah satunya mangrove pidada dan nipah," kata Aripin kepada wartawan di Jakarta Utara, Rabu (29/6/2022).

Menurut Aripin, warga perumahan kemungkinan tidak berniat memberi makan monyet ekor panjang. Akan tetapi, jarak antara kawasan konservasi alam dengan pemukiman penduduk yang dekat membuat kawanan spesies monyet ekor panjang itu bisa berjalan atau berenang untuk mencari makanan tersebut.

Aripin menjelaskan monyet ekor panjang jadi terbiasa mencari makanan manusia kemungkinan karena masyarakat sering memberi makan ketika bertemu mereka. Pihak BKSDA sebelumnya pernah mengeluarkan imbauan untuk tidak memberi makan monyet agar tidak memengaruhi kebiasaan asli binatang tersebut mengonsumsi pidada dan nipah.

"Selalu di pinggir jalan itu banyak orang memberi makan, dia (monyet ekor panjang) berkumpul di situ. Jadi kami imbau masyarakat tidak mengasih makan," kata Aripin.

Aripin memastikan jumlah mangrove dan nipah di Suaka Margasatwa Muara Angke cukup untuk konsumsi kawanan monyet ekor panjang di kawasan konservasi itu, yang diperkirakan jumlahnya antara 60-100 ekor. Tapi, buah-buahan seperti pisang dan apel dari masyarakat diduga juga menarik bagi kawanan monyet.

Kemungkinan, makaka yang menyambangi perumahan mewah di Pluit itu salah satunya dari SMMA. Tapi, sekarang, menurut Aripin, monyet ekor panjang itu seperti sudah menetap di perumahan Pluit Karang Asri.

"Kalau saya lihat itu di Blok 10 (Jalan Pluit Karang Asri Blok 10 RW 013 Kelurahan Pluit). Itu ada salah satunya (kumpul) di sana," katanya.

Agar monyet ekor panjang tidak terus menetap di sana, BKSDA mengimbau agar masyarakat tidak memberinya makan. Selain itu, masyarakat juga diserukan memilah sampah agar tidak ada sampah sisa-sisa makanan yang dapat dikonsumsi monyet ekor panjang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement