REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menurunkan target kedatangan hewan qurban sapi, kambing dan domba menjelang Idul Adha 1443 Hijriah. Penurunan target tersebut dari 12 ribu ekor menjadi 5.000 hingga 8.000 ekor.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas Rasmanadi Kota Bogor, Jumat (24/6/2022) mengatakan penurunan target hewan ternak untuk keperluan qurban seiring dengan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang membuat pembatasan pengiriman dan transaksi penjualan menurun. "Tahun ini 5.000 sampai 8.000 ekor paling tinggi. Yang beli juga kayanya menurun meskipun PMK sudah dinyatakan tidak menyerang manusia dan jumlah (sapi dan kambing) yang kena sedikit dan sudah ditangani di Kota Bogor," ujar Anas.
Anas menyebutkan dalam keadaan normal permintaan sapi hidup untuk keperluan Idul Qurban 1443 Hijriah bisa mencapai 17 ribu sampai 20 ribu ekor. Dia menyampaikan penurunan permintaan hewan qurban menurun sejak pandemi Covid-19 dan kini ditambah dengan wabah PMK.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun untuk sementara menutup akses keluar masuk hewan ternak berkuku belah antara lain sapi, kambing dan domba akibat PMK meluas ke 77 sapi dan 12 kambing. Hewan ternak yang terkena PMK itu tersebar di rumah potong hewan (RPH) Bubulak dan lokasi penggemukan di lingkungan masyarakat.
Penutupan akses keluar masuk hewan ternak berkuku belah dari daerah lain ke Kota Bogor akan berlangsung hingga 29 Juni 2022. Pengiriman sapi, kambing dan domba untuk keperluan kurban akan dikejar Pemerintah Kota Bogor setelahnya hingga menjelang hari H Idul Adha 1443 Hijriah pada 9 Juli 2022.
Menurut data terakhir yang dilaporkan, Anas menyebut, hingga sekitar dua minggu menjelang Idul Adha, sapi yang telah datang ke Bogor sekitar 1.800 ekor dari target 5.000 hingga 8.000 ekor. Begitupun dengan kambing yang baru masuk sekitar 1.500 ekor dari target pencapaian yang sama. "Masih ada waktu, mudah-mudahan tercapai," ujarnya.