Jumat 24 Jun 2022 16:32 WIB

Sebanyak 150 UMKM di Malut Ikut Program Pendampingan

Pemberdayaan UMKM merupakan langkah strategis untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja mengemas abon ikan cakalang (ilustrasi). Dinas Koperasi dan UKM Maluku Utara (Malut) bersama Perwakilan Bank Indonesia mengikutsertakan 150 kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan program pendampingan agar menjadi wirausaha dan petani unggulan.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja mengemas abon ikan cakalang (ilustrasi). Dinas Koperasi dan UKM Maluku Utara (Malut) bersama Perwakilan Bank Indonesia mengikutsertakan 150 kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan program pendampingan agar menjadi wirausaha dan petani unggulan.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Dinas Koperasi dan UKM Maluku Utara (Malut) bersama Perwakilan Bank Indonesia mengikutsertakan 150 kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan program pendampingan agar menjadi wirausaha dan petani unggulan.

"Sebanyak 150 peserta kelompok UMKM dan petani Malut ikut lanjutan program pengembangan dan pendampingan UMKM yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Maluku Utara," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Malut, Nasarudin Rabo di Ternate, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga

Nasarudin menegaskan, Pemprov Malut memberi apresiasi ke KPw BI Maluku Utara yang senantiasa berkomitmen membina dan mengembangkan potensi UMKM di Malut. "Pemberdayaan UMKM merupakan langkah yang strategis untuk menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat sekaligus menjadi sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Nasarudin.

Sehingga, lanjut dia, eksistensi dan peran UMKM dalam perekonomian Indonesia berdampak nyata dalam kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto, maupun investasi. Lebih lanjut, program pendampingan ini relevan untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh UMKM Provinsi Malut.

"UMKM masih menghadapi permasalahan yang mempengaruhi perekonomian daerah maupun nasional. Permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM antara lain rendahnya kapasitas SDM dalam kemampuan manajerial, keterbatasan modal, kemampuan untuk mengakses sumber daya produktif serta pemasaran," ujarnya.

Selain itu, program ini hadir sebagai wujud dari peran instansi pemerintah dalam menguatkan fundamental ekonomi nasional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Dalam kesempatan ini, KPw BI Maluku Utara bekerja sama dengan Integrated Mindset, Unique, and Talent Spiritual (IMUTS) Pelatih Indonesia dalam melakukan penilaian.

Peserta tampak antusias untuk menyakinkan para assesor bahwa mereka layak menjadi pengusaha daerah yang mampu mengangkat ekonomi lokal di masa depan.

Sementara, Kepala KPw BI Maluku Utara R Eko Adi Irianto mengatakan, setelah kegiatan ini, peserta akan diberikan seminar dan dilakukan assesmen yang orientasinya bukan sekadar produk melainkan juga sebagai pengusaha. Dengan demikian, peserta nanti akan dinilai apakah sudah memiliki jiwa kewirausahaan dan pola pikir yang tepat atau belum.

"Pada akhirnya peserta yang belum berkesempatan lolos ke tahap selanjutnya jangan berkecil hati, karena bukan berarti Bapak Ibu tidak unggul," ujar Adi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement