REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan warga Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan bergotong royong membantu korban bencana angin kencang pada Kamis (23/6/2022). Insiden ini berlangsung bersamaan dengan hujan lebat yang mengguyur dua kecamatan.
Fenomena angin kencang ini terjadi pada Rabu (22/6/2022) pukul 00.15 Wita. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu telah memberikan bantuan logistik kepada warga yang rumahnya rusak akibat angin kencang.
"Masyarakat dibantu aparat desa dan personel BPBD setempat turut membantu pascabencana angin kencang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Kamis.
Laporan BPBD setempat menyebutkan rumah rusak berat sebanyak 5 unit, rusak sedang 9 dan rusak ringan 13. Sedangkan pada fasilitas publik, sekolah setingkat SD terdampak 1 unit dan polindes 1.
"Tercatat total rumah rusak sebanyak 27 unit. Pihak BPBD setempat telah melakukan penilaian kerusakan rumah," ujar Abdul.
Sebanyak 32 KK atau 212 jiwa terdampak angin kencang tersebut. Mereka tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Bua (Desa Lengkong) dan Kecamatan Ponrang (Kelurahan Padang Subur).
"Tidak ada laporan warga yang mengungsi meskipun sejumlah rumah rusak akibat fenomena ini," ucap Abdul.
Sementara itu, peringatan dini cuaca, pada Kamis, di wilayah Sulawesi Selatan masih berpelung hujan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang. Sedangkan di dua wilayah terdampak, prakiraan cuaca berpeluang hujan ringan.
BNPB mengimbau pemerintah dan warga tetap siap siaga menghadapi bahaya angin kencang yang dapat terjadi bersamaan dengan hujan intensitas tinggi. BNPB mendorong BPBD di tingkat provinsi maupun kabupaten kota untuk terus menginformasikan kepada warga terkait potensi bahaya yang dipicu faktor cuaca.
"Menghadapi bahaya angin kencang, beberapa upaya dapat dilakukan warga. Pastikan struktur atap rumah kokoh sehingga tidak mudah terhempas angin. Selanjutnya warga dapat memangkas ranting-ranting pohon di sekitar rumah. Rumah rusak dapat terjadi ketika pohon di sekitarnya tumbah akibat beban air maupun kuatnya angin kencang," imbau Abdul.