REPUBLIKA.CO.ID, JAKAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR melakukan kunjungan kerja ke PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur (Jatim), Selasa (21/6/2022). Salah satu rombongan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menyampaikan aspirasi terkait persoalan pupuk yang dikeluhkan para petani dan pekebun di Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim VII, yang disampaikan kepadanya.
"Saya bicara atas aspirasi para kelompok tani, pekebun, dan sebagian peternak. Dapil kami tidak jauh dari Gresik, masih kawasan Jawa Timur, di area Pacitan, Magetan, Ponorogo, Ngawi, Trenggalek. Masih dalam zona yang cukup terjangkau ketimbang kalau kita bicara daerah yang jauh di sana, seperti di Kalimantan, Aceh, dan NTB," ucap Ibas dalam siaran di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Ibas menyinggung Dirut PT Petrokimian Gresik Dwi Satriyo Annurogo lantaran petani dan pekebun menyampaikan masalah pupuk langka di pasaran. Memang ada distribusi di daerah yang puas, namun juga ada yang masih protes. "Pupuk subsidi juga langka, apalagi pupuk komersial juga tidak bisa dicari, ini kata mereka," ucap Ibas meneruskan keluhan kalangan petani dan pekebun di dapilnya.
Ibas sekali lagi meneruskan keluh kesah petani di dapilnya. "Mereka menyampaikan kepada kami, pupuk seringkali tidak datang tepat waktu alias kosong. Ketika sudah mulai menanam, mau memupuk, pupuknya enggak ada. Kecuali mereka yang sudah menyetok karena mungkin mempunyai kemampuan lebih besar dari kawan-kawan yang lain," ucap ketua Fraksi Demokrat DPR tersebut.
Meski begitu, Ibas juga memberikan apresiasi atas pendapatan Pupuk Indonesia yang terus naik. Hanya saja, ia mempertanyakan bagaimana solusi untuk permasalahan pupuk yang masih dirasakan rakyat. "Cukup menarik ya, ketika kita bicara Petrokimia, holding, dan seluruh anak perusahaan labanya naik, pendapatannya naik, it’s good news ya. Berarti perusahaan ini sehat dan tumbuh berkembang," ujarnya.
"Tapi tidak menariknya adalah mengapa masih ada, pertama: alokasi di bawah usulan kebutuhan? Urea NPK ZA SP-36 Organik 3,8 juta ton subsidi, 2,7 juta ton nonsubsidi. Apakah kita perlu hitung ulang? Ketika masyarakat masih merasakan kelangkaan pupuk," ucap Ibas memaparkan data.
Kedua, terkait distribusi PT Petrokimia Gresik yang tidak mereta. "Mohon maaf Pak Dirut dan pimpinan dari holding, distribusi itu juga belum sesuai dengan pendataan. Stoknya ada sekitar 1,3 juta, tapi yang terealisasai 98 persen, artinya perlu peningkatan produksi atau ada penimbunan? Tolong pengawasannya diperketat, serta menggunakan digital monitoring juga," ujar Ibas.
Dia pun menyambut baik rencana digitalisasi yang dicanangkan oleh Pupuk Indonesia Holding.
"Saya juga senang tadi ada rencana melakukan digitalisasi. Saya tadi baru mau mengusulkan mungkin kita memerlukan pupuk hub digital yang diperbanyak dan diperluas. Sehingga sosialisasinya kepada petani dan pekebun ada dan hadir," kata wakil ketua Banggar DPR itu.