REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melaporkan total transaksi yang didapat selama pelaksanaan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang berlangsung sejak 14-18 Juni 2022 mencapai Rp 6,5 miliar.
"Target kami itu Rp 3 miliar. Tetapi ternyata sampai dengan hari terakhir nilai transaksinya mencapai Rp 6,5 miliar," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dari Labuan Bajo, NTT, Selasa (21/6/2022).
Pada ajang tersebut BPOLBF menyiapkan satu stan. Ia mengatakan kegiatan BBTF itu berhasil menghimpun 183 penjual dari 30 kabupaten/kota di 13 provinsi dengan 270 pembeli dari 30 negara.
Untuk stan BPOLBF sendiri, ada kurang lebih 70 pembeli sudah siap bekerja sama dengan biro perjalanan untuk mendatangkan wisatawan ke Labuan Bajo. Shana menyebutkan BPOLBF membawa lima biro perjalanan dari Labuan Bajo untuk mengikuti kegiatan tersebut dan berdasarkan pantauan stan BPOLBF selalu ramai oleh pembeli.
Lima biro perjalanan itu antara lain The Luxury Voyage @theluxuryvoyage, Komodo Escape @escapeliveaboard, Just A Trip @just_atrip NTT DMC @ntt_dmc, dan Grand Komodo @grandkomodo. Shana menjelaskan kelima biro perjalanan menjual dan mempromosikan paket wisata ke Labuan Bajo dan sekitarnya, yang merupakan hasil seleksi dari 30 biro perjalanan yang mendaftar dan menanggung semua biaya perjalanan dan keperluannya sendiri selama di BBTF.
Lebih lanjut Shana menambahkan, BBTF merupakan salah satu solusi dalam pemulihan ekonomi, terutama dalam bidang pariwisata. "BPOLBF berpartisipasi dalam BBTF edisi ke-8 ini dengan mengajak 5 biro perjalanan dan operator pariwisata (TA/TO) dari Floratama untuk bertemu langsung dengan pembeli. Begitu banyak yang hadir dan terlibat dalam acara ini dengan tujuan yang sama yaitu pemulihan ekonomi pariwisata," ujar Shana.
Dalam acara yang berlangsung selama 5 hari itu para TA/TO tersebut diajak untuk menjadi agen promosi pariwisata Labuan Bajo serta menjadi ajang untuk meluncurkan buku Ende Bumi Pancasila sebagai alternatif destinasi di Flores. Shana juga menjelaskan BPOLBF sengaja mengajak lima agen perjalanan itu karena mereka memiliki unique sense point yang berbeda-beda.