REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Harga sejumlah bahan pangan pokok pada pasar tradisional Kosambi di Kota Bandung mengalami kenaikan yang menyebabkan jumlah pembeli berkurang. Beberapa komoditas yang naik di antaranya cabai dan tepung terigu serta komoditas sayuran.
Salah seorang pedagang di Pasar Kosambi Yati (50 tahun) mengungkapkan, harga cabai tanjung dari Rp 60 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu bahkan bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Cabai rawit pun dari Rp 70 ribu mencapai Rp 100 ribu.
"Ada pembeli yang tadinya mau beli 1 kilogram jadi setengah kilogram, yang mau beli seperempat jadi beli 1 ons. Jadi pembeli jelas jadi berkurang jumlah pembeliannya," ujarnya, Selasa (21/6/2022). Pembeli mengeluhkan harga yang naik.
Ia melanjutkan harga cabai keriting naik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Selain itu kenaikan harga komoditas bahan pokok sudah berlangsung sejak dua pekan ke belakang.
"Harga itu dari lebaran naik, tapi tidak terlalu tinggi, sekarang tinggi banget," katanya. Ia menjelaskan penyebab harga naik diantaranya proses panen yang tidak terlalu bagus.
"Katanya kan dipanen dengan dipetik jadi jelek, ini bintik-bintik. Ada yang bagus juga ada," katanya. Meski harga naik, namun ia menuturkan tidak sulit mencari barang jualan yang dapat diperoleh di Pasar Caringin.
Yati menambahkan, beberapa bahan pokok yang naik seperti tomat dari Rp 10 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Ia berharap harga-harga bisa kembali normal sebab berpengaruh terhadap pembeli.
Nining (58 tahun) menuturkan kenaikan harga tepung terigu curah sekitar Rp 800 per kilogram sedangkan kemasan naik Rp 500 per bungkus. Ia berharap harga tidak terus menerus naik.
"Yang premium dari 13 ribu jadi 13.500 per kilogram, jadi mulai pekan kemarin naik, kadang seminggu ke depan udah naik lagi harganya," katanya. Kenaikan harga tepung terigu sudah terjadi tiga kali.
Kabid Distribusi dan Perdagangan Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan penyebab kenaikan harga sejumlah komoditas sayuran disebabkan faktor cuaca dan gagal panen serta permintaan yang banyak. Sedangkan terkait kenaikan harga tepung terigu disebabkan dampak dari impor."Kalau terkait barang-barang kaya cabai memang lagi musim gagal panen kalau gak salah, kalau terigu saya pikir naiknya tidak signifikan itu imbas dari yang impor," ungkapnya.
Ia mengatakan, akibat faktor cuaca menyebabkan komoditas pertanian tidak terlalu banyak dan stok berkurang serta cepat busuk. Pasokan cabai berasal dari Jawa Timur, Bandung Raya, Garut dan Kabupaten Tasikmalaya."Diharapkan tidak terlalu naik (saat Idul Adha) kenaikan. Kalau naik jangan terlalu tinggi," katanya.