Ahad 19 Jun 2022 15:15 WIB

Melihat Lebih Dekat Masjid Masyarakat Indonesia di Maryland, Amerika Serikat

Masjid yang dibangun dari dana DIPA kini menjadi pusat Islam warga Indonesia di AS

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengunjungi masjid The IMAAM Center di Maryland, Amerika Serikat (16/6/2022). Masjid ini dibangun antara lain atas bantuan Ditjen Bimas Islam tahun anggaran 2014.
Foto: istimewa
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengunjungi masjid The IMAAM Center di Maryland, Amerika Serikat (16/6/2022). Masjid ini dibangun antara lain atas bantuan Ditjen Bimas Islam tahun anggaran 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND--Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengunjungi masjid The IMAAM Center di Maryland, Amerika Serikat (16/6/2022). Masjid ini dibangun antara lain atas bantuan Ditjen Bimas Islam tahun anggaran 2014. 

Kunjungan dalam rangkaian menghadiri MTQ Internasional di Maryland ini dilakukan untuk melihat perkembangan dan aktivitas masjid tersebut. Rombongan diterima Imam Masjid Ust. Fahmi Zubir, Presiden the IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) Ust. Arif Mustofa, dan pengurus lainnya. 

Baca Juga

Setelah berjamaah Zuhur bersama di masjid berkapasitas 350 orang itu, dilakukan diskusi tentang aktivitas masjid dan perkembangan dakwah di Amerika secara umum. "Alhamdulillah, sejak dibangun tahun 2014, masjid ini telah berfungsi baik, bahkan dipercaya oleh pemerintah setempat sebagai gambaran wajah muslim Indonesia," terang Fahmi.

Ditambahkan Arif, masjid The IMAAM Center ini telah aktif melayani umat Islam di Maryland, DC, dan Virginia, baik dalam kegiatan ibadah maupun muamalah bahkan pendidikan nonformal. Ada sekolah minggu bagi anak, pengajian Sabtu untuk umum, hingga aktivitas ekonomi untuk membiayai operasional takmir.

Kamarudin Amin mengaku sangat senang masjid yang dahulu dibangun dari bantuan DIPA Bimas Islam, kini telah beroperasi dan menjadi pusat Islam masyarakat Muslim Indonesia di Amerika. "Saya ingat, dulu kami berupaya keras mengalokasikan bantuan untuk pembangunan masjid ini, atas arahan Bapak Menteri. Sekarang, alhamdulillah saya menyaksikan masjid ini telah jadi dan running dengan baik, dengan beragam aktivitasnya," ujarnya.

Diskusi yang disertai jamuan makanan ala Indonesia ini juga menelurkan beberapa ide ke depan. Antara lain, perlunya pengiriman penceramah dan imam masjid untuk beberapa masjid di Amerika. Selain itu, dirasakan perlunya membuat madrasah sore untuk pemenuhan pendidikan agama anak-anak Indonesia di negara sekuler ini. 

Kamarudin menegaskan bahwa Indonesia itu gudangnya para imam yang disukai hafalan dan tilawahnya. Demikian juga, ada ribuan penceramah agama yang bercorak rahmatan lil alamin. Sangat cocok dengan konteks Amerika yang multikultural ini. Karenanya, pihaknya akan mengupayakan terwujudnya harapan-harapan tersebut. "Untuk kemajuan dakwah Islam dan soft diplomacy Indonesia di negara adidaya ini," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement