REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Riau, Herman, mengatakan, kebutuhan hewan qurban di daerahnya tahun ini diperkirakan 42 ribu ekor. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Herman menyebut pihaknya mendatangkan ternak sapi dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Sumatra Barat.
"Insya Allah ketersediaan hewan kurban cukup. Kita sudah pasok ribuan sapi terbanyak dari NTT. Ada juga Bali dan Sumbar," kata Herman, Sabtu (18/6/2022).
Jenis sapi yang didatangkan ke Riau menurut Herman rata-rata adalah sapi Madura. Menurut dia, hingga saat ini 70 persen pasokan sapi sudah masuk ke Negeri Lancang Kuning tersebut.
Sapi kurban dari Bali dan NTT lanjut Herman masih ada yang dalam perjalanan. Semuanya diangkut lewat jalur darat.
Pihaknya lebih memilih jalur darat karena minim risiko. "Sebenarnya kalau biaya lebih murah laut. Walaupun lebih cepat, tapi resiko tinggi. Pemasok tentu pertimbangan bisnis. Resiko darat lebih minim, tapi waktunya memang agak lama," ujar Herman.
Ia menjelaskan, mereka tidak terlalu banyak mendatangkan sapi dari Sumatra Barat. Penyebabnya di Sumbar sedang banyak sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sapi yang didatangkan ini kata dia dilakukan pemeriksaan kesehatan yang ketat supaya tidak mendatangkan PMK.