Jumat 17 Jun 2022 22:17 WIB

Warga Tengger Gotong Royong Bersihkan Sampah di Bromo Usai Kasada

Setelah kegiatan Yadnya Kasada memang banyak pengunjung yang meninggalkan sampah.

Masyarakat Suku Tengger melarung sesaji ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Masyarakat Suku Tengger melarung sesaji ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka.

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Warga Tengger bersama dengan Forum Sahabat Gunung bergotong royong membersihkan sampah, usai ritual Yadnya Kasada di lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jumat (8/2022).  Aksi bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo diikuti oleh Camat Sukapura Rochmad Widiarto dan jajaran Forkopimka Sukapura, Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani, perwakilan seluruh desa, tenaga kesehatan, lembaga sekolah serta relawan dari Tagana yang ada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

"Setelah kegiatan Yadnya Kasada itu memang banyak pengunjung yang meninggalkan sampah, baik itu berasal dari pedagang maupun warga setempat yang mengikuti kegiatan ritual itu," kata Camat Sukapura Rochmad Widiarto.

Baca Juga

Menurutnya kegiatan bersih-bersih sampah dilakukan dalam rangka memberikan kesadaran kepada seluruh pengunjung TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan di lautan pasir Bromo.

"Gerakan itu sebetulnya bukan hanya untuk mengingatkan bahwa setelah Yadnya Kasada harus bersih-bersih, tetapi memberikan sentuhan moral kepada masyarakat dan seluruh pengunjung di TNBTS yang memasuki kawasan Gunung Bromo untuk ikut melestarikan bagaimana kita berperilaku terhadap alam," tuturnya.

Salah satu contohnya, lanjut dia, Catur Guru Bakti kepada alam, yakni ingin memberikan sentuhan moral kepada masyarakat yang berkunjung ke Gunung Bromo. Akhirnya mampu dan sadar diri bahwa sampah yang dihasilkan manusia tersebut bisa dibersihkan sendiri dan bisa dibawa sendiri.

Ia menjelaskan tujuan utama sebagai sentuhan moral saja dan harapan masyarakat Tengger dan pelaku wisatapun juga sama, yakni ketika membawa makanan atau minuman dari luar, agar sampahnya dibawa juga. "Tolong untuk sampahnya dibawa sendiri dan jangan dibuang sembarangan. Ketika di dalam kendaraan jeep pun akan disiapkan plastik sampah untuk dibawa pulang dan dibuang di desanya masing-masing," katanya.

Dari aksi bersih-bersih tersebut, lanjut dia, terkumpul sampah tujuh pikap untuk selanjutnya dibuang di tempat pembuangan sementara terdekat maupun yang berada di desa lain kalau memang tidak mencukupi. "Kepada pengunjung, harapan kami bisa menyikapi apa yang telah dilaksanakan bersama masyarakat Tengger dan penggerak wisata. Harapannya agar pengunjung Bromo sadar dan memberikan motivasi untuk menjaga kebersihan," ujarnya.

Ia mengatakan pengunjung bisa membawa sampahnya kembali turun atau dititipkan kepada pengemudi jeep yang sudah dinaiki. Karena mereka pasti sanggup untuk membantu membuangkan sampah itu. Aksi bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo tersebut akan terus berlanjut hingga Senin (20/6). Karena pada Sabtu (18/6) masih ada kegiatan ibadah Galungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement