REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Proyek Bukit Algoritma di Kecamatan Cibadak dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, sudah menjalani peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 9 Juni 2021. Namun, setahun berselang, tidak ada progres pembangunannya sama sekali. Bahkan, warga sekitar menantikan Bukit Algoritma hadir.
Rencananya, pengembangan industri dan teknologi 4.0, serta sumber daya manusia (SDM) seperti Silicon Valley di Amerika Serikat berlokasi di empat desa yang berasal dari dua kecamatan. Bukit Algoritma diproyeksikan dibangun di lahan seluas 888 hektare, yang mencakup Desa Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari di Kecamatan Cikidang, serta Desa Neglasari di Kecamatan Cibadak.
Baca: Spanduk Berlogo GP Ansor Tolak Pengajian UAS di Citra Indah City, Jonggol
"Sepengetahuan saya sejak groundbreaking belum ada kegiatan lagi di Bukit Algoritma," ujar Kepala Desa Pangakalan, Kecamatan Cikidang, Usep Saepulrohman kala dikonfirmasi Republika di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (15/6/2022). Proyek itu tidak ada pembangunan sama sekali, khususnya yang masuk Desa Pangkalan.
Selain itu, menurut Usep, sepengetahuannya, belum ada tim Bukit Algoritma yang datang menemui Pemerintah Desa Pangkalan untuk membahas kelanjutan pembangunan. Hanya saja, ia belum mendapatkan informasi lanjutan mengenai proyek yang dirintis politikus PDIP Budiman Sudjatmiko tersebut.
Sebelumnya, Pemkab Sukabumi mendukung rencana pembangunan Bukit Algoritma di wilayahnya. Pasalnya, proyek itu dapat memberikan dampak positif kepada warga, khususnya penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca: Warganet Kecam Pesona Square karena Adakan Talkshow Beruk Dirantai dan Diberi Baju
Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri pun menyambut baik kedatangan Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko di Pendopo Sukabumi pada 30 April 2021. Kunjungan Budiman tersebut untuk berkoordinasi mengenai lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Cikidang dan Bukit Algoritma.
"Bukit Algoritma merupakan investasi di dalam KEK," ujar Iyos. Dia senang Budiman membawa investor yang merupakan rekanannya, sehingga pembangunan Bukit Algoritma berada dalam koridor KEK.
Setelah berdiskusi dan meminta kejelasan dari Budiman, Iyos meyakini, Bukit Algoritma masih dalam koridor KEK. Pasalnya, kalau di luar koridor KEK, harus membuat perizinan baru. Menurut dia, status KEK Cikidang masih dalam proses karena menanti kepastian investor. Iyos berharap, rencana pembangunan Bukit Algoritma semoga saja bisa mempercepat status KEK.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi sangat mendukung pembangunan Bukit Algoritma. Hal itu selama dalam koridor KEK, sebab investasi besar bisa membuat multiplier effect. Iyos juga meminta prioritas pekerja di Bukit Algoritma merupakan warga sekitar, dengan tetap memprioritaskan kompetensi.
Baca: Anies Minta Maaf Kecewakan Orang Pesimistis karena Formula E Sukses, Sindir Giring?