Rabu 15 Jun 2022 02:38 WIB

Menteri PPN: Jawa-Bali akan Hadapi Kelangkaan Air

Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan alami kelangkaan air yang terus meningkat hingga 2030

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan alami kelangkaan air yang terus meningkat hingga 2030. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan alami kelangkaan air yang terus meningkat hingga 2030. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR - Menteri PPN/Kepala Bappenas Soeharso Monoarfa mengatakan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan alami kelangkaan air yang terus meningkat hingga tahun 2030. Oleh karena itu semua pihak harus meningkatkan konservasi sumber daya air.

"Saya mendukung penuh upaya pelestarian air yang dilakukan oleh Puri Kauhan Ubud. Hal itu disebabkan karena saat ini berdasarkan Studi World Resources Institute (WRI) tahun 2015 terdapat 36 negara dengan tingkat stres air yang tinggi," kata Soeharso di Gianyar, Bali, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan tingkat stres air yang tinggi itu artinya kondisi di mana cadangan air tidak mencukupi jumlah permintaan air di dalam negara tersebut. "Di Indonesia, fenomena kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diperkirakan akan terus meningkat hingga 2030," katanya saat menghadiri peluncuran program pemuliaan air Yayasan Puri Kauhan Ubuddi Tukad Oos, Gianyar.

Secara sederhana, konservasi air merupakan pengelolaan air untuk menjamin pemanfaatan yang bijaksana dan menjamin kesinambungan ketersediaan air dengan tetap memelihara serta meningkatkan mutu air.

Yayasan Puri Kauhan Ubud terus melanjutkan upaya pelestarian lingkungan di Tanah Dewata, Bali. Peluncuran Program Pemuliaan Air di Tukad Oos dengan tema "Nyapuh Tirah Campuhan" dilakukan dengan enam program aksi mulai dari revitalisasi desa wisata, hingga parade anak-anak Mahardika.

Dalam acara peluncuran program juga dilakukan penanaman pohon upakara di areal pura, serta penyerahan bibit secara simbolis kepada desa-desa yang ikut dalam program penanaman pohon. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Sekda Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, serta VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) turut menghadiri acara peluncuran tersebut.

"Acara hari ini (peluncuran program) merupakan kelanjutan dari langkah kecil yang akan dilakukan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud dalam kurun waktu setahun ini untuk menginisiasi gerakan kesadaran untuk menjaga, mengkonservasi, dan memuliakan air," tutur Ari yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden RI.

Menurut Ari, masyarakat perlu merawat dan melestarikan air. Disadari atau tidak, air merupakan sumber kehidupan umat manusia, khususnya masyarakat Bali. Memuliakan air baik secara langsung maupun tidak langsung juga merupakan langkah memuliakan peradaban.

Enam program aksi yang akan diluncurkan yaitu pertama, Purwa Carita Campuhan, dengan kegiatan seminar pelestarian dan pengembangan cagar budaya di DAS Oos, serta lomba video cerita rakyat "Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara". Kedua, Ngraksa Toya, Nyiwi Pertiwi dengan kegiatan konservasi air dan tanah, serta revitalisasi ekonomi subak-subak di Das Oos. Ketiga, Tandur Taru Usadhaning Desa dengan kegiatan penanaman tanaman produktif, upakara, dan obat.

Keempat, Mareresik Campuhan dengan kegiatan bersih-bersih patirtan, pancoran, Tukad Oos serta pelatihan pengelolaan sampah Pura. Kelima, Markandyayana Rasmi dengan kegiatan Revitalisasi desa-desa wisata di sepanjang DAS Oos, pementasan seni-ekologis Nyapuh Tirah Campuhan, Pameran lukisan ekologis (Gaya Batuan, Pengosekan, Panestanan, Ubud) dan Lelang lukisan Nuwur Kakuwung Ranu. Keenam, Janu Sadhu Mahardhika dengan kegiatan upacara kemerdekaan di Campuhan dan Parade anak-anak Mahardika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement