REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Pemerintah Kota Surabaya dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menebus ijazah ratusan pelajar SMA sederajat yang sebelumnya ditahan pihak sekolah karena menunggak SPP dengan nilai total Rp1,7 miliar."Alhamdulillah hari ini anak-anakku semua bisa menerima ijazah yang memang menjadi haknya kalian semua," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menyerahkan ijazah di Gedung Convention Hall Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Surabaya, Selasa (14/6/2022).
Menurut dia ijazah sebanyak 729 pelajar SMA tahun 2020-2021 tersebut sebelumnya ditahan pihak sekolah lantaran para pelajar masih memiliki tunggakan administrasi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Iamenyatakan, sebenarnya ada lebih dari 729 pelajar SMA sederajat yang ijazahnya masih ditahan pihak sekolah.
Namun, dia memastikan, saat ini Baznas masih terus menyelesaikan proses klarifikasi jumlah ijazah pelajar tersebut."Masih dalam proses klarifikasi yang dilakukan oleh Baznas," katanya.
Tidak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya sebab uang yang digunakan untuk menebus ijazah itu berasal dari zakat yang dibayarkan ASN melalui Baznas."Memang zakat adalah kewajiban, dan sekarang bisa dilihat bahwa zakat yang diberikan itu bisa membahagiakan sesama umat. Anak-anak yang tidak bisa mendapatkan ijazah, akhirnya hari ini bisa mendapatkan," katanya.
Oleh sebab itu, ia memastikan, upaya untuk membantu kesulitan pelajar SMA/SMK sederajat di Surabaya akan terus dilakukan. Sebab, dia menginginkan ke depan tidak ada lagi ijazah pelajar SMA sederajat yang ditahan oleh pihak sekolah."Kami terus lakukan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Semoga tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang tidak bisa menebus ijazahnya karena ada utang," kata Eri Cahyadi