Selasa 14 Jun 2022 17:53 WIB

Subvarian BA.4 dan BA.5 Miliki Kemampuan Menyiasati Antibodi

Munculnya subvarian BA.4 dan BA.5 dinilai akan sebabkan kenaikan kasus Covid-19.

Seorang anak mengenakan masker beraktivitas di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Mengenakan masker menjadi tetap penting ketika subvarian baru Omicron, BA.4 dan BA.5, sudah teridentifikasi di Tanah Air.
Foto:

Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Budiman mengatakan bahwa Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 tidak berbahaya. Sehingga masyarakat tidak perlu panik dan takut.

"Kalau kami membaca, (varian) BA.4 dan BA.5 itu sendiri sebetulnya salah satu varian yang tidak signifikan, maksudnya tidak menimbulkan gejala yang berat. Jadi, kita tidak perlu takut," kata Budiman kepada wartawan di Tower 1 Wisma Atlet Kemayoran, Selasa.

Ia mengatakan vaksin dosis penguat atau booster menjadi salah satu upaya ampuh untuk mencegah terinfeksi varian terbaru. "Vaksin booster ini sangat penting dan sangat ampuh untuk menghindari varian baru BA.4 dan BA.5 itu," kata Budiman.

Vaksinasi merupakan suatu teknik menghindar dari Covid-19 yang lebih ampuh, daripada sekadar menggunakan masker. Melalui vaksinasi, tambahnya, tubuh akan menjadi lebih siap untuk melawan virus.

Wisma Atlet Kemayoran pun mengerahkan sumber daya manusia (SDM) mereka untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster di Indonesia. "Kami memiliki dua batalion vaksinasi relawan, dengan satu batalion (terdiri atas) 300 orang relawan. Jadi, total 600 orang relawan kami sebar ke daerah-daerah di Jakarta, bahkan sampai ke Jawa Barat dan Banten," jelasnya.

Kendala yang kini dihadapi Pemerintah adalah masih ada masyarakat yang enggan melaksanakan vaksin booster. Masyarakat merasa mendapatkan dua kali dosis vaksin Covid-19 saja sudah cukup untuk melindungi tubuh. Bahkan, tambahnya, masyarakat di beberapa daerah masih ada yang takut untuk melakukan vaksinasi karena berbeda dengan kebiasaan mereka.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik atau takut dengan varian terbaru Covid-19. Virus varian BA.4 dan BA.5 tersebut, katanya, tidak menimbulkan gejala yang berat.

Meskipun tidak menimbulkan gejala yang berat, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran tetap memastikan ketersediaan sarana dan prasarana untuk menanggapi situasi peningkatan kasus Covid-19. Persiapan tersebut merupakan bentuk kesiagaan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dalam merespons peningkatan kasus yang mungkin terjadi ke depannya.

Adapun sejumlah sarana dan prasarana yang dipastikan telah siap, lanjut Budiman, antara lain alat-alat kesehatan, obat-obatan, oksigen, alat perlindungan diri atau APD, serta ketersediaan tempat tidur sebanyak 3.801 unit. "Sarana-prasarana itu semua sudah tersedia. Pendukung yang lain, misalkan oksigen, itu ada banyak. Bahkan, oksigen hampir tidak diperlukan untuk varian ini," katanya.

Selain sarana dan prasarana, RSDC Wisma Atlet juga memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. "SDM pun alhamdulillah selalu terdukung. Kami menghitung dengan analisis beban kerja. Misalnya, untuk 100 orang pasien itu diperlukan berapa spesialis, berapa perawat, dan lain-lain; itu ada hitungannya dari masing-masing profesi," tambahnya.

Oleh karena itu, terkait ketersediaan SDM, RSDC Wisma Atlet berkoordinasi dengan seluruh jajaran pentahelix, seperti emerintah, akademisi, pihak swasta, masyarakat atau komunitas, serta media."Koordinasi yang sangat bagus di antara pentahelix. Jadi kami juga saling percaya dan saling mengontrol, akuntabel dan auditable, bahwa semua aset kami adalah titipan dari rakyat," ujarnya.

photo
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement