Senin 13 Jun 2022 21:28 WIB

Kemenkes: Tetap Waspada dengan Subvarian BA.4 & BA.5

Syahril jelaskan meskipun penularannya lebih cepat, tapi tingkat keparahannya rendah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Rekombinan omicron.
Foto: Republika
Rekombinan omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril meminta masyarakat tetap waspada terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Hal ini lantaran kondisi dunia saat ini masih dalam masa pandemi.

"Walaupun subvarian itu tingkat keparahannya lebih rendah, gejalanya ringan atau mungkin tidak ada gejala, namun kita sikapi sebagai bagian kita tetap waspada karena kita masih masa pandemi," kata Syahril dalam dalam Acara Siaran Sehat bersama Dokter Reisa yang disiarkan secara daring , Senin (13/6).

Baca Juga

Syahril juga menerangkan meskipun penularannya lebih cepat dan lebih banyak, namun tingkat keparahan dua varian baru ini lebih rendah. Seperti gejalanya ringan ataupun tidak ada gejalanya sama sekali.

Sehingga, disiplin protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi di masyarakat perlu terus dilakukan. Dengan disiplin protokol kesehatan diharapkan tidak ada pasien yang dirawat di rumah sakit dan tidak ada yang meninggal.

Syahril menambahkan, bila memang kasus Covid-19 terus meningkat, ia meyakini Indonesia bisa mengendalikannya dan tidak kewalahan seperti awal. Hal ini lantaran Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam mengendalikan varian-varian baru dari COVID-19.

“Apabila ada kenaikan kasus, yang penting kita bisa mengendalikannya dan nanti mengevaluasinya tidak hanya kasus yang baru, tapi juga dari tingkat kematian, hospitalisasi, serta positivity rate-nya. Kita juga punya pengalaman,” kata Syahril.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi ada 8 kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di tanah air. Hal itu disampaikan Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6).

Menurut dia, dari delapan kasus, sebanyak tiga di antaranya merupakan imported case dari Mauritius, AS, dan Brasil yang mana mereka menghadiri Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022.

"Nah sisanya yang lima adalah kasus transmisi lokal. Empat terdeteksi di Jakarta dan satu terdeteksi di Bali. Tapi yang bersangkutan adalah tenaga media juga yang datang dari Jakarta," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement