REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani memastikan stok sapi, kambing, maupun domba di Jatim dalam keadaan cukup menjelang hari raya Idul Adha. Meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku terus meluas, Indyah mengaku stok hewan qurban di Jatim bahkan masih mampu menopang kebutuhan provinsi lain.
“Sesuai dengan Surat Edaran dari Kementerian Pertanian, kemudian SE yang sudah dibuat dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dari Gubernur (Jatim) bahwa nanti akan ditetapkan titik-titik pasar ataupun untuk tempat penjualan hewan kurban. Begitu juga titik yang akan dijadikan untuk tempat pemotongan,” kata Indyah, Senin (13/6).
Indyah juga memastikan akan adanya pendampingan oleh medic dan paramedic veteriner pada saat pemeriksaan antemortem dan postmortem ataupun saat pemotongan hewan qurban. Terkait penjual hewan qurban musiman, Indyah mengaku pihaknya bersama pemerintah kabupaten/ kota, TNI, dan kepolisian akan melakukan pengawasan.
“Untuk SOP lalu lintas hewan ternak sudah ada aturannya secara teknis. Nah SOP ini sudah kita buat bagaimana dari daerah wabah, bagaimana dari daerah tertular dan daerah bebas yang nantinya akan kita sosialisasikan minggu depan. Untuk pemeriksaan kepada hewan ternak yang akan dijual oleh pedagang musiman, saat ini sudah kita lakukan,” ujarnya.
Wabah PMK yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur memang terus meluas. Berdasarkan data Dinas Peternakan (Disnak) Jatim per 5 Juni 2022, ada sebanyak 32.949 sapi yang terpapar virus PMK. Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani menjelaskan, dari jumlah tersebut, ada 164 hewan ternak yang dinyatakan mati.
Kemudian ada sebanyak 3.821 ekor hewan ternak yang telah dinyatakan sembuh, dan masih ada 28.964 hewan ternak yang saat ini masih terpapar PMK. Ternak-ternak yang terinfeksi PMK ini tersebar di 31 kabupaten/kota. "Tinggal 7 wilayah bebas PMK di Jatim. Yakni Pamekasan, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Tulungagung, Kota Madiun, Ngawi, dan Kota Mojokerto,” ujarnya.
Ia merinci, tiga daerah yang peling banyak menyumbang catatan suspek PMK adalah Kabupaten Lumajang dengan 4.858 hewan ternak, Kabupaten Probolinggo 3.838 hewan ternak, dan Kabupaten Malang 3.040 hewan ternak. Perempuan yang akrab disapa Indi itu pun mengaku terus berupaya melakukan pengobatan. "Hewan ternak itu mendapat perawatan berupa asupan obat analgesik hingga vitamin,” ujarnya.