Ahad 12 Jun 2022 16:03 WIB

PDPI: Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Menular

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini sudah terdeteksi di Indonesia.

Rep: Febryan. A / Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan mengatakan, virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih menular dibanding varian Omicron asli maupun subvarian Omicron sebelumnya.
Foto: Pixabay
Ilustrasi. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan mengatakan, virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih menular dibanding varian Omicron asli maupun subvarian Omicron sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan mengatakan, virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih menular dibanding varian Omicron asli maupun subvarian Omicron sebelumnya. Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini sudah terdeteksi di Indonesia.

Erlina mengatakan, berdasarkan hipotesis banyak peneliti dunia, BA.4 dan BA.5 lebih cepat menular karena kemampuannya menghindari sistem imun tubuh (escape immunity). "Kemungkinan lebih cepat dibandingkan Omicron BA.1 dan BA.2," kata Erlina dalam diskusi daring, Ahad (12/6/2022).

Baca Juga

Selain mampu menghindari sistem imun, kata Erlina, BA.4 dan BA.5 ini mampu menurunkan kadar antibodi. Hal ini diketahui dari sebuah riset yang meneliti kadar antibodi pada pasien BA.4 dan BA.5 yang telah mendapat vaksinasi Astrazeneca dan Pfizer.

Erlina mengatakan, penelitian itu juga menemukan bahwa BA.4 dan BA.5 bisa menginfeksi ulang orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona. "Jadi memang salah satu keunggulan BA.4 dan BA.5 ini adalah menghindari sistem imun. Karena itu vaksin saja tidak cukup, harus disertai dengan protokol kesehatan," kata dokter spesialis paru itu.

Kendati demikian, gejala pada pasien terinfeksi BA.4 dan BA.5 ini tak lebih parah dibandingkan BA.1 maupun Omicron asli. Gejala yang dirasakan pasien juga tak jauh berbeda dengan subvarian Omicron lainnya.

Berdasarkan data 43 kasus BA.4 dan BA.5 di Amerika Serikat pada 1-8 Desember 2021, kata Erlina, tampak gejala yang paling dominan adalah batuk (89 persen), kelelahan (65 persen), dan hidung tersumbat (59 persen). Gejala lainnya adalah demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak nafas (16 persen), diare (11 persen), dan anosmia (8 persen).

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan sudah terdapat empat kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Empat kasus itu dilaporkan pada 6 Juni 2022. 

Empat kasus itu terdiri atas satu WNI positif BA.4. WNI ini diketahui tidak bergejala dan sudah divaksinasi dua kali.

Tiga kasus lainnya adalah positif BA.5. Mereka merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei.

Kondisi klinis tiga orang itu antara lain dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah vaksin booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement