Jumat 10 Jun 2022 20:21 WIB

Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia, Kemenkes Minta Masyarakat Disiplin Prokes

Di Indonesia terdapat empat pasien yang terpapar subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril (kedua kiri) memberikan keterangan saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Putra M Akbar
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril (kedua kiri) memberikan keterangan saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Permintaan ini seiring dengan telah ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

"Prokes menjadi upaya pertama disamping vaksinasi, tentu saja kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian Delta maupun Omicron sebelumnya," ujar dia dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, pelonggaran memakai masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila ada peningkatan kasus karena subvarian baru itu.

"Tentu saja kita tidak ingin lonjakan kasus lagi. Prokes adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker," ucap Syahril.

Syahril menyampaikan, di Indonesia terdapat empat pasien yang terpapar subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Ia mengemukakan, pasien itu yakni satu WNI terpapar subvarian BA.4 dan tiga WNA subvarian BA.5. WNA itu merupakan delegasi dari Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali.

Ia menyampaikan, kondisi klinis pasien yang terpapar subvarian baru Omicron itu, yakni tiga pasien tidak bergejaladan satu pasien WNA mengalami gejala ringan, yakni sakit tenggorokan dan tubuh pegal-pegal. Meski transmisi penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih cepat, kata dia, tidak ada indikasi tingkat keparahannya lebih tinggi dari subvarian Omicron sebelumnya.

"Jadi tidak perlu panik, gejala ringan dan kita bisa isolasi mandiri," ucapnya.

Kendati demikian, ia mengingatkan, dua subvarian itu memiliki penurunan kemampuan terhadap terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang baik dari vaksinasi atau kekebalan secara alamiah. "Yang mungkin perlu kita waspadai yaitu immune escape, artinya dia menghindar dari imunitas seseorang," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, disiplin protokol kesehatan tetap harus dilakukan mengingat keempat pasien itu sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

"Mereka rata-rata sudah divaksinasi, bahkan sudah ada yang empat kali vaksinasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement