REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sesi I PT Pluit Mas Bahagia Sejahtera (PMBS) Rumah Sakit Ibu dan Anak Family yang rencananya digelar pada Kamis (9/6/2022) dibatalkan. Pembatalan dilakukan panitia RUPSLB setelah direksi tak kunjung datang.
Ketidakhadiran direksi ini diduga lantara sebanyak 16 pemegang saham dan kuasa hukum mereka meminta menemui direksi sebelum memulai RUPSLB. Juru bicara 16 pemegang saham yang menolak RUPSLB, Susiana Tendean menuturkan, RUPSLB harus dilakukan secara terbuka.
“RUPS harus dilakukan secara terbuka karena undangan (RUPSLB) telah diumumkan di media secara umum tanpa ada catatan kalau RUPS itu tertutup untuk umum. Karena agendanya pengesahan, tidak ada data-data perusahaan yang sifatnya rahasia,” kata Susiana Tendean dalam keterangan, Kamis (9/6/2022).
Susiana menduga, bila direksi memaksakan RUPSLB tertutup secara keseluruhan, maka patut dipertanyakan niat terselubung dibalik RUPS ini. "Sebagai pemegang saham kita sudah terus dibohongi,” tegas dia.
Sebelumnya, RUPSLB RSIA Family sudah dipersoalkan 16 pemegang saham. Para pemegang saham menduga RUPSLB ini dilakukan untuk menguasai RSIA Family di Pluit secara ilegal.
Salah satu pemegang saham PT PMBS yang juga pemilik RSIA Family Pluit, Dr Tjien Ronny menduga, Jonny Herman selaku direksi merencanakan pelaksanaan 2 RUPLSB dengan agenda akuisisi PT PMBS oleh PT Dua Bersaudara Bahagia. Sekadar informasi, anak dari Jonny Herman yakni Ardion Herman merupakan Direktur dari PT Dua Bersaudara Bahagia. Menurut Tjien, nantinya, akuisisi PT PMBS juga akan melibatkan, PT Relience Internasional Hospital yang merupakan pemilik RS Eka Hospital.