REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengembangan vaksin Covid-19 BUMN yang dilakukan PT Bio Farma (Persero) memasuki fase akhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, setelah berhasil melalui uji klinis fase 2 dengan hasil yang lebih baik dari Sinopharm, Bio Farma kini tengah bersiap melakukan uji klinis vaksin Covid-19 tahap tiga.
"Hari ini sudah mulai masuk uji klinis fase tiga, lalu kita dorong untuk booster, kita dorong juga untuk teknologi lain, apakah itu mRNA atau viral vector. Pada tahap uji klinis fase tiga, kita sudah punya kapasitas produksi hingga 250 juta dosis per tahun. Jika lolos uji klinis, Bio Farma siap memproduksi massal vaksin BUMN dan didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia," ujar Erick saat menghadiri kick off uji klinis vaksin Covid-19 tahap III di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/6/2022).
Ke depannya, lanjut Erick, kapasitas Bio Farma berpotensi memproduksi hingga 500 juta dosis. Setelah memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, bukan tidak mungkin Indonesia ekspor vaksin untuk negara lain yang membutuhkan.
Di beberapa negara di dunia, Erick sampaikan, ketersediaan vaksin masih jadi kendala. Rasio vaksin di lebih dari 30 negara hingga saat ini masih kurang dari sepuluh persen. Bagi Erick, produksi vaksin BUMN tak hanya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga membangun kekuatan diplomasi luar negeri negeri dan peningkatan ekspor.
"Kita berharap uji klinis fase 3 berjalan lancar dan segera memperoleh EUA dari BPOM. Setelah itu, kita masih perlu melanjutkan prosesnya untuk memperoleh EUL dari WHO," ujar Erick.
Erick menyampaikan terima kasih atas dukungan BPOM, Kementerian Kesehatan, Universitas Diponegoro, dan akademisi dalam pengembangan vaksin BUMN. Melalui kolaborasi antarkementerian, lembaga, serta dukungan dari akademisi, Erick optimistis Indonesia bisa memproduksi massal vaksin Covid-19.
"Kita tidak ingin Indonesia menjadi fakir dalam sains dan teknologi kesehatan modern. Perang melawan pandemi, memberikan kita banyak pelajaran berharga, yang paling utama, jangan sampai nasib ketahanan kesehatan kita bergantung pada bangsa lain," lanjut mantan presiden Inter Milan tersebut.
Erick menyebut sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus memiliki kedaulatan dalam sektor kesehatan. Bagi Erick, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan rakyat tidak akan tercapai jika tak disertai dengan ketahanan kesehatan.
"Hari ini menjadi momentum bersejarah, karena, perlahan tapi pasti, Indonesia siap mengurangi ketergantungan atas produk farmasi dan bioteknologi pada bangsa lain. Inilah wujud negara hadir dalam memberikan akses yang merata untuk ketahanan kesehatan," tutur Erick.
Erick juga mengajak masyarakat memberikan kepercayaan pada BPOM, Bio Farma, dan Kemenkes dengan melakukan vaksin jika sudah lolos uji klinis. "Insya Allah, bahan yang digunakan halal dan baik. BPOM dan Biofarma juga memiliki rekam jejak yang sangat baik. Proses pengembangan vaksin ini juga dikerjakan oleh anak bangsa yang berpengalaman," kata Erick menambahkan.
Acara kick off uji klinis fase 3 juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Penny K Lukito, Dirut PT Bio Farma Honesti Basyir, dan Rektor Undip Yos Johan Utama.