Kedatangan Wapres ke kampung binaan Badan Amal Zakat Nasional (BAZNAS) ini untuk menyerahkan bantuan kepada lima kelompok pengrajin batik yang merupakan mustahik atau penerima zakat.
Wapres juga menyempatkan berdialog dengan para pengrajin batik yang kebanyakan ibu rumah tangga tersebut. Wapres ditunjukan karya batik tulis dan batik cap khas Cibuluh yang memiliki karakteristik berbeda dibanding daerah lainnya, mulai Kujang, bunga bangkai, bunga teratai, hujan gerimis, oplet.
Wapres pun tertarik dengan sejumlah motif batik di Kampung Cibuluh dan membeli 17 batik yang terdiri dari 14 batik cap dan tiga batik tulis.
Ketua BAZNAS Noor Achmad menjelaskan Kampung Batik Cibuluh telah dibina sejak 2019 dan berkembang dengan baik. "Saat itu ada 1 pembatik. Melihat potensi yg besar, akhirnya BAZNAS membesarkan. Dari 5 kelompok, sekarang menjadi 8 kelompok, terdiri dari 40 pembatik," kata Noor Achmad.
Menurutnya, sejak awal dibentuk lima kelompok, kini sudah ada delapan kelompok dengan total pengrajin ada sekitar 40-50 orang."Kampung batik ini diharapkan akan menjadi satu ciri tersendiri dari Bogor dengan komunikasi yang kami bangun dengan komunitas BAZNAS yang lain. Hasil ini kami jajakan juga dengan komunitas BAZNAS yang lain," ujarnya.