REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Perusahaan umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menambah stok daging kerbau beku di Provinsi Sulawesi Tengah karena banyak peminat sekaligus upaya meningkatkan ketahanan pangan daerah.
"Kondisi stok daging saat ini sudah mulai menipis, sehingga perlu penambahan stok di gerai-gerai mitra kami," kata Kepala Bulog Sulteng David Susanto di Palu, Rabu (8/6/2022).
Ia mengemukakan, Perum Bulog Sulteng tengah menunggu kedatangan stok daging kerbau beku yang diimpor dari India sebanyak 14 ton untuk dipasarkan di daerah ini.
Menurut dia, pengadaan stok daging kerbau beku yang didatangkan dari luar negeri ini sebagai upaya pemerintah dalam menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Terlebih di tengah maraknya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak di Tanah Air.
"Saat ini dalam pengurusan dokumen administrasi dan diperkirakan dua hari ke depan daging kerbau beku itu sudah tiba di Tanah Air dan air diprediksi pekan depan sudah dikirim ke Sulteng," ujarnya.
Menurut dia, daging kerbau beku yang akan tiba di Sulteng itu nantinya didistribusikan ke mitra yang memiliki gerai Rumah Pangan Kita (RPK) dengan kapasitas penyimpanan yang bersuhu dingin dan dapat menampung 250 hingga 500 kilogram.
Ia mengemukakan, kesanggupan pihaknya mengimpor 14 ton daging beku itu karena menyesuaikan daya tampung lemari pendingin. Sebab tidak ada mitra Bulog memiliki lemari pendingin dengan kapasitas 1.000 kilogram, sehingga otoritas setempat melakukan pembatasan pembelian produk.
"Sebagai alternatif jika jika mitra tidak mampu memasarkan jumlah daging didatangkan, maka penjualan dilakukan lewat pasar murah, meski begitu Bulog optimis penjualan daging kerbau beku dapat terserap optimal," ujarnya.
Dari sisi harga, kata dia, daging kerbau beku cukup terjangkau, bila mengacu pada harga pasaran daging pada momen lebaran yang lalu dijual seharga Rp 85 ribu per kilogram.
"Kemungkinan daging kerbau beku tidak berbeda jauh dengan harga sebelumnya, dibandingkan harga daging saat ini di pasar tradisional mencapai Rp 140 hingga Rp 150 ribu per kilogram," demikian David.