REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara pameran terlengkap dan terbesar di Jakarta, Jakarta Fair Kemayoran 2022, menargetkan jumlah transaksi lebih dari Rp 7,5 triliun. Transaksi tersebut ditargetkan dari penjualan tiket maupun transaksi dari gerai (booth).
Direktur Pemasaran JI Expo Kemayoran Ralph Scheunemann mengatakan Jakarta Fair kembali diselenggarakan pada tahun ini mulai 9 Juni hingga 17 Juli 2022. Selama dua tahun pandemi acara tersebut harus tertunda berturut-turut.
"Tahun 2019 saja kita punya transaksi melewati Rp 7,5 triliun. Bagaimana dengan target tahun ini, kalau melihat antusias dari masyarakat yang datang di acara sebelumnya Big Bang, IIMS, 'spendingnya' cukup besar, saya rasa kita akan mencapai kurang lebih sama dengan 2019," kata Ralph, dalam konferensi pers di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (6/6/2022).
Ralph menjelaskan bahwa acara pameran terlama itu ditargetkan dapat menarik hingga lebih dari enam juta pengunjung. Perkiraannya sekitar 50 ribu pengunjung pada hari kerja (weekdays) dan di atas 100 ribu orang pada akhir pekan.
Meski belum membuka kapasitas hingga 100 persen, ia meyakini bahwa antusias masyarakat cukup tinggi untuk mengunjungi Jakarta Fair yang sudah dibuka kembali setelah dua tahun tertunda. Selain itu, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta juga tumbuh positif sebesar 4,63 persen pada triwulan I-2022. Artinya, potensi konsumsi dari masyarakat di acara Jakarta Fair diharapkan lebih tinggi.
Menjelang pembukaan, Ralph menjelaskan bahwa peserta Jakarta Fair, yakni dari gerai UMKM dan perusahaan sudah terisi sebanyak 95 persen dengan jumlah 2.500 perusahaan serta 1.500 gerai (booth) terdaftar. Peserta Jakarta Fair akan memamerkan produk dari berbagai sektor industri seperti otomotif mobil dan sepeda motor, peralatan rumah tangga, furnitur, barang elektronik, kuliner, industri kreatif, kerajinan tangan, herbal dan obat-obatan, perbankan, produk jasa hingga kosmetik.
"Antusias dari peserta cukup tinggi karena memang terbukti omzet yang dihasilkan dari Jakarta Fair sangat luar biasa, baik UMKM hingga perusahaan besar, rata-rata menghasilkan pendapatan atau jumlah yang sangat besar sekali," kata Ralph.