REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung melaporkan bahwa hewan ternak yang dinyatakan positif terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Bandung terus bertambah. Total hewan ternak jenis sapi dan domba yang terpapar PMK mencapai 13 hewan.
"Jadi waktu pertama ada kejadian di Babakan Ciparay dan itu sudah keluar 5 positif beberapa kemudian ada laporan di Bandung Kulon dan Cisurupan dan kita sudah lakukan uji sampel hari Jumat kemarin keluar, masing-masing empat sampel ternyata positif," ujar Kepala Dispangtan Kota Bandung Gin Gin Ginanjar, Senin (6/6/2022).
Ia menuturkan penyebaran PMK bermula dari Kecamatan Babakan Ciparay tepatnya di Kelurahan Sukahaji dan Kelurahan Babakan Ciparay. Selanjutnya laporan muncul di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru dan Kelurahan Caringin, Kecamatan Bandung Kulon. "Kalau total untuk ternak tertular di Cisurupan ada 69 ekor jadi asumsinya walau pun 4 sampel yang diambil dan positif sehingga posisi terduga itu menjadi tertular jadi jumlahnya 69 yang di Cibiru di Babakan Ciparay 50 ekor dan Bandung Kulon 18 ekor terindikasi dipastikan positif," katanya.
Gin Gin melanjutkan total hewan ternak yang mati akibat PMK masih satu ekor yang berada di tempat Babakan Ciparay sedangkan yang lainnya masih dikarantina. Beberapa hewan ternak yang dikarantina sudah mulai membaik.
Ia melanjutkan penyebaran PMK di Kota Bandung terlaporkan berada di tiga kecamatan sehingga belum mengarah kepada kejadian luar biasa. Sejak hewan ternak diduga terpapar PMK langsung menjalani karantina dan pengobatan yang intensif.
Meski terjadi kasus PMK, ia memastikan kebutuhan hewan ternak di pasar masih mencukupi terlebih konsumsi masyarakat belum tinggi. Pihaknya mengantisipasi kebutuhan meningkat saat hari raya Idul Adha. "Yang eksisting selama tidak terkena terkonfirmasi PMK sudah cukup karena peternak sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk kurban," katanya.