Jumat 03 Jun 2022 20:17 WIB

Harga Daging Sapi Naik, TPID Ingatkan Risiko Inflasi Jelang Idul Adha

TPID Kepri akan fokus upayakan pengendalian dari sisi pemantauan harga dan pasokan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang menggantung daging sapi jualannya di pasar (ilustrasi). Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengingatkan risiko inflasi akibat kenaikan harga daging sapi jelang Idul Adha1443 Hijriah.
Foto: ANTARA/Rahmad
Pedagang menggantung daging sapi jualannya di pasar (ilustrasi). Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengingatkan risiko inflasi akibat kenaikan harga daging sapi jelang Idul Adha1443 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengingatkan risiko inflasi akibat kenaikan harga daging sapi jelang Idul Adha1443 Hijriah.

"Risiko inflasi yang perlu diwaspadai, di antaranya kenaikan permintaan bahan pangan khususnya daging sapi menjelang Hari Raya Idul Adha pada Juli 2022 di tengah isu penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," kata Kepala TPID Provinsi Kepulauan Riau, Musni Hardi Katmadja, dalam keterangan tertulis di Batam, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Adapun beberapa risiko lain yang perlu diwaspadai yaitu penurunan pasokan cabai akibat menurunnya produksi di sentra penghasil. Turunnya produksi cabai akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif dan munculnya hama tanaman cabai, serta dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak global yang dapat berpengaruh terhadap tiket angkutan udara.

Dengan begitu, TPID Kepri akan fokus mengupayakan pengendalian dalam meningkatkan pemantauan harga dan pasokan, serta meningkatkan pengawasan terhadap kondisi ternak yang didatangkan dari luar wilayah Kepri, menjaga kelancaran distribusi barang termasuk aktivitas bongkar muat, serta mengoptimalkan kerja sama antar daerah.

Dalam jangka panjang, lanjut Musni, TPID akan terus mendorong upaya pengendalian inflasi dengan meningkatkan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan lahan dan implementasi teknik budi daya yang lebih baik seperti Program Lipat Ganda, program urban farming, integrated farming, dan digital farming.

Sementara itu TPIDKepri mencatat inflasi di Kepri pada Mei 2022 sebesar 0,81 persen (mtm) didorong kenaikan harga daging dan telur ayam ras. "Kenaikan harga daging dan telur ayam ras utamanya didorong oleh kenaikan harga pakan, sementara kenaikan harga sayur-sayuran dan aneka ikan disebabkan oleh kondisi cuaca yang berpengaruh terhadap penurunan pasokan," kata Musni.

Secara rinci pada Mei 2022 Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,81 persen (mtm). Hal tersebut lebih rendah jika dibandingkan pada bulan April 2022 yang mengalami inflasi sebesar 1,09 persen (mtm).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement