REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelas emiten BUMN telah menyetor deviden mencapai Rp 41 triliun. Kesebelas emiten BUMN tersebut terdiri dari sejumlah sektor bisnis seperti perbankan, telekomunikasi, dan pertambangan. Lebih spesifik lagi, 60 persen diantaranya berasal dari BUMN sektor perbankan.
Sejumlah pihak pun memberi apresiasi atas kinerja Kementrian BUMN di bawah nahkoda Erick Thohir. Salah satunya, Kornas Balad Erik Thohir (BALAD ETHO), Ma’ruf Mutaqin. Menurutnya, setoran jumbo tersebut merupakan pertanda bahwa Eks Presiden Inter Milan itu telah membuktikan ‘sentuhan emasnya’ di Kementrian BUMN.
“Besarnya jumlah deviden yang disetor sebelas emiten BUMN tersebut menjadi bukti jika Pak Erick sudah membuktikan sentuhan emasnya di Kementrian BUMN. Transformasi BUMN adalah agenda besar, karena butuh keberanian dan strategi khusus meniupkan perubahan di tengah zona nyaman,” ujar Ma’ruf dalam keterangan persnya, pada Jum’at (3/6/2022).
Perlu diingat, ungkap Ma’ruf, agenda besar transformasi BUMN yang dilakukan Erick Thohir digerakan di tengah pandemi Covid-19 yang tengah melanda. Jadi posisinya antara melakukan transformasi dan meminimalkan dampak pandemi Covid-19.
“Menteri BUMN telah menyiapkan tujuh agenda besar untuk melakukan transformasi. Namun di sisi lain, juga mesti meminimalkan dampak pandemi virus korona yang tengah melanda,” ujarnya.
Praktisi ekonomi digital ini juga mengatakan bahwa diantara tujuh agenda besar dalam transformasi BUMN yang didorong Erick Thohir ada satu yang menurutnya patut diberi acungan empat jempol. Yaitu kemampuan Erick melakukan restrukturisasi bisnis BUMN agar fokus pada bisnis intinya (core bisnis).
“Selama ini sulit sekali membedakan mana BUMN yang bertugas membukukan laba atau mana yang punya tugas PSO (public service obligation). Di era Erick, semua itu dibereskan, tak ada lagi perusahaan yang dibiarkan keluar jalur,” ungkap Ma’ruf.
Hal lain yang menurut Ma’ruf juga patut diapresiasi adalah kemampuan Erick Thohir dalam mengkomunikasikan semua agenda besarnya tersebut kepada seluruh insan BUMN. Karena sadar bahwa karyawan BUMN hampir 65 persen merupakan milenial, maka dia pun rela turun gunung berkomunikasi ala milenial.
“Ini yang luar biasa sebetulnya, karena sadar mayoritas pegawainya milenial Pak Erick tidak memaksakan cara komunikasi gaya kolonial. Dia rela menyempatkan waktunya cuma buat belajar tik tok, hasilnya bisa dilihat bagaimana akun tik toknya berkembang pesat,” pungkas Ma’ruf.