Kamis 02 Jun 2022 23:47 WIB

Beredar Foto Galon Berlabel Bebas BPA, Warganet Bongkar Fakta

Viral di media sosial galon berlabel bebas BPA yang diverikasi hoaks

Air kemasan galon (ilustrasi). Viral di media sosial galon berlabel bebas BPA yang diverikasi hoaks
Foto:

Sedang pengguna akun Qurni 02 @Qurni48 mengatakan kepada si buzzer bahwa pernyataannya itu terkait politik dagang. ”HALAHHH gini2 ini ya politik dagang saja... PET dan galon sdh puluhan tahun dipakai kok.... Dulu pernah ada pabrik pipa PVC dibohongi amerik4 suruh pakai bhn anti timbal .. iklan dmn2 hrg jd mahal.. Skrg gak laku Krn kalah bersaing... Jgn semua issu dianggap benar sdh bkn wktnya,” cuitnya.  

Akun kus @holokus juga menuliskan, “Padahal di galon PET juga ada resiko bahaya Asetaldehid dan Ethylene Glycol yg menyebabkan kanker dan kerusakan otak. Kenapa gak ditulis ‘Ethylene Glycol Free’ aja? Kalau mau jadi aktivis kesehatan jangan setengah2 dong min.” 

Melody @melowdy016 dalam cuitannya menyebutkan, “@BPOM_RI  juga kasih edaran tuh buat cantumkan tulisan FREE BAHAN KIMIA apapun itu. Biar konsumen merasa aman, konsumsi air-air kemasan.” 

Dari pencarian yang dilakukan melalui google, gambar bertuliskan Classic V2 28 oz yang diunggah buzzer itu bukan kemasan air minum tapi sebuah botol termos berbahan polipropilen atau plastik kode nomer 5. Sedangkan galon guna ulang yang berbahan PC kodenya nomer 7.  

Pegiat Literasi yang juga Co-founder REDAXI (Indonesian Antihoax Education Volunteers), Astari Yanuarti, melihat serangan negatif BPA galon guna ulang berbahan polikarbonat yang dilakukan buzzer lebih digiring ke arah Twitwar atau perang opini di Twitter.

Pemilihan topiknya juga sengaja dibuat oleh sekelompok pihak seperti buzzer/influencer untuk isu-isu yang sudah dipesan. “Twitwar bisa berulang, terutama jika topiknya memang sengaja diciptakan seperti topik galon BPA ini,” ujar Astari Yanuarti, Kamis (2/6/2022). 

Menurutnya, secara umum, salah satu karakter penyebaran hoaks adalah daur ulang isu yang serupa. Artinya, hoaks yang sudah disebarkan dalam periode tertentu, akan disebarkan lagi di masa mendatang, meskipun sudah ada klarifikasi terhadap hoaks tersebut.  

 

“Pola ini juga terjadi pada hoaks terkait bahaya BPA pada balita, ibu hamil, dan menyusui. Hoaks yang sudah tersebar sejak beberapa tahun lalu dan sudah diklarifikasi oleh berbagai pihak yang berwenang seperti Badan POM dan para dokter, namun sampai hari ini masih diedarkan oleh berbagai pihak di media sosial. Bahkan hoaks ini masih dipercaya oleh sebagian pihak sehingga tidak heran jika sampai hari ini masih beredar,” katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement