REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menyatakan bahwa saat ini Aceh memerlukan investor yang mau mendirikan gedung cold storage atau gudang pendingin khusus untuk penampungan udang, sehingga hasilnya tak langsung dikirim lewat Sumatera Utara lagi."Kita berharap ada investor cold storage di Aceh, dan itu khusus untuk udang," kata Kepala DKP Aceh Aliman, di Banda Aceh, Senin (30/5/2022).
Aliman menyampaikan bahwa selama ini udang vaname yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh selalu di ekspor lewat Sumatera Utara melalui para pengusaha atau penampung di sana."Ekspor selama ini lewat Sumatera Utara semua, karena begitu panen dalam keadaan segar langsung di bawa ke sana, lalu baru di ekspor," ujar Kepala DKP Aceh.
Selama ini, kata Aliman, ketika para pembudidaya udang vaname di Aceh panen, maka para penampung datang langsung membeli ke tambak yang dikelola masyarakat tersebut.Setelah itu, mereka membawanya ke Sumatera Utara menggunakan mobil guna dilakukan proses lebih lanjut, kemudian langsung diekspor melalui provinsi tetangga tersebut.
"Mereka budidaya, kemudian waktu panen langsung datang pembeli ke tambak, diangkut ke Sumatera Utara, dan langsung dikirim (ke luar negeri)," katanya.
Aliman menuturkan, proses seperti ini terjadi karena memang Aceh belum memiliki fasilitas gudang pendingin sesuai dengan spefikasi yang dibutuhkan untuk udang vaname.Saat ini, lanjutnya, Aceh baru memiliki cold storage atau gudang pendingin penampungan ikan, namun itu tidak bisa dimanfaatkan untuk menampung ikan karena spefikasinya berbeda.
"Kalau sudah ada maka bisa dikirim langsung dari sini. Artinya belum ada pengolahannya di Aceh. Selama ini untuk tampung ikan semua. Karenanya kita berharap ada investor," kata Aliman.