Senin 30 May 2022 16:50 WIB

Kemenparekraf Dorong Pelaku Pariwisata Aktif Tanggulangi Bencana

Pelaku pariwisata agar melakukan upaya mitigasi bencana di destinasi wisata.

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kiri) mengunjungi stan pameran UMKM di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022). Sandiaga mengapresiasi Pemda Sulsel dalam pencapaian jumlah UMKM sebanyak 1,2 juta pelaku yang telah melakukan transformasi dalam bentuk digital sebagai upaya memaksimalkan pemasaran produk di tingkat nasional maupun internasional.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kiri) mengunjungi stan pameran UMKM di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022). Sandiaga mengapresiasi Pemda Sulsel dalam pencapaian jumlah UMKM sebanyak 1,2 juta pelaku yang telah melakukan transformasi dalam bentuk digital sebagai upaya memaksimalkan pemasaran produk di tingkat nasional maupun internasional.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak pelaku pariwisata untuk ikut aktif dalam menanggulangi bencana demi mencapai industri pariwisata yang berkelanjutan.

Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, dalam pernyataannya, Ahad (29/5/2022), menyampaikan pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berkomitmen membangun pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Baca Juga

"Salah satu opsi menanggulangi bencana adalah pariwisata yang berkelanjutan. Pelaku pariwisata pun berperan penting dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Ini yang harus kita lakukan, bagaimanapun ini kita adalah masyarakat yang hidup di ring of fire," ujar Fajar. 

Fajar mendorong pelaku pariwisata untuk melakukan upaya mitigasi bencana di destinasi wisata. Misalnya, dengan menyiapkan alat-alat yang pengamanan dalam melaksanakan tanggap darurat ketika terjadi bencana. "Maka yang harus disiapkan oleh destinasi pariwisata kita adalah alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tanggap darurat ketika bencana itu terjadi," ujarnya. 

Kolaborasi pun diperlukan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana dalam mewujudkan rencana manajemen terpadu. Misalnya, dalam pemanfaatkan data dan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk manajemen krisis kepariwisataan agar mampu mengantisipasi dalam menghadapi bencana di Tanah Air."Kita tidak bisa sendiri dalam pencegahan dan menanggulangi bencana. Diperlukan koordinasi erat antar lembaga, misalnya dengan BNPB," ujar Fajar. 

Ia menjelaskan, Kemenparekraf telah memiliki kerangka kerja terkait manajemen krisis parekraf mulai dari Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Fase Tanggap Darurat, Fase Pemulihan, dan Fase Normalisasi.

Forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang telah dilaksanakan 23-28 Mei 2022 di Bali menjadi momentum untuk mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB). "Dengan momentum adanya GPDRR di Bali ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk segera atau menyegerakan kesiapsiagaan kita mulai dari pra sampai pascabencana," ujarnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement