Jumat 27 May 2022 13:49 WIB

Tim Dokter: Buya Syafii Maarif Sempat Membaik Sebelum Alami Henti Jantung

Buya Syafii Maarif meninggal dunia di RS PKU Gamping pada Jumat (27/5/2022).

Cendekiawan Muslim Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia dipicu henti jantung pada Jumat (27/5/2022).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Cendekiawan Muslim Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia dipicu henti jantung pada Jumat (27/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta mengungkapkan cendekiawan Muslim yang juga mantan ketua umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB karena dipicu henti jantung.

"Pagi tadi henti jantung, kemudian dilakukan resusitasi jantung dan paru-paru selama satu jam," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS PKU Gamping, Evita Devi Noor Rahmawati, kepada awak media di Sleman, Jumat .

Baca Juga

Setelah dilakukan resusitasi, menurut dr Evita, jantung Buya Syafii sempat berdenyut kembali. Namun, lantaran ada sumbatan berat, henti jantung kembali terjadi 40 menit dan Buya mendapatkan penanganan di ruang Intensive Cardiologi Care Unit (ICCU).

"Pertolongan terakhir tidak bisa kembali seperti awal sehingga kami nyatakan meninggal dunia," ujar dr Evita.

Buya Syafii sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping saat alami serangan jantung pertama pada Maret 2022. Buya kembali diopname di RS PKU Gamping pada 14 Mei 2022 setelah alami serangan jantung kedua.

Sejak saat itu, menurut dr Evita, tim dokter dari RS PKU Muhammadiyah dan tim medis kepresidenan berkoordinasi mengupayakan kateterisasi jantung Buya Syafii. Ternyata, sumbatan di pembuluh darah jantungnya terlalu banyak, terlalu keras, dan sudah sulit untuk pemasangan ring ataupun operasi bypass.

"Kami dari tim medis, dokter jantung, dan tim dokter kepresidenan pun sudah ke sini sendiri dan melihat sendiri. Kami memutuskan untuk pengobatan yang optimal terlebih dahulu."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement