Rabu 25 May 2022 23:40 WIB

Harga TBS Sawit di Aceh Timur Naik Setelah Larangan Ekspor Dicabut

Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur mulai naik

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur mulai naik dari sebelumnya Rp 1.700 menjadi Rp 1.800 per kilogram setelah berlaku pencabutan larangan ekspor minyak sawit mentah atau (CPO).

"Hari ini, harga TBS sawit Rp 1.800 per kilogram, kemarin Rp1.700 per kilogram. Harga perlahan naik, kendati harga belum seperti sebelumnya di atas Rp 2.000," kata Husaini, agen pengumpul TBS sawit di Aceh Timur, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga

Menurut Husaini, harga TBS sawit perlahan naik seiring dibukanya kembali kran ekspor minyak goreng dan CPO. Harga TBS sawit sempat anjlok saat ada larangan ekspor CPO dan minyak goreng.

"Tidak tertutup kemungkinan harga sawit akan terus mengalami kenaikan hingga tembus Rp 2.700 per kilogram. Harga sawit mengikuti harga beli luar negeri," kata Husaini.

Ia pun bersyukur atas dibukanya kembali ekspor minyak goreng dan CPO. Kebijakan tersebut berpengaruh kepada harga dalam negeri dan memulihkan ekonomi masyarakat, terutama petani sawit.

"Larangan ekspor CPO dan minyak goreng membuat penghasilan kami yang ketergantungan kepada sawit menurun. Dengan adanya kebijakan ini, tentunya secara perlahan dapat meningkatkan kembali kesejahteraan para petani kelapa sawit," kata Husaini.

Hal senada juga diungkapkan M Riski, petani sawit di Kabupaten Aceh Timur. "Mudah-mudahan dengan dibukanya kembali ekspor CPO dapat memberikan peningkatan perekonomian baik kami para petani sawit, negara, dan khususnya Kabupaten Aceh Timur," kata Riski.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement