REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Harga ternak sapi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah turun akibat terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak akhir-akhir ini. Di Temanggung belum ditemukan hewan ternak terjangkit PMK.
Pedagang sapi di Pasar Hewan Ngaren, Kecamatan Ngadirejo, Andi Yulianto mengatakan saat ini harga sapi rata-rata turun Rp 1 juta per ekor. "Sapi ukuran sedang yang biasanya dijual Rp 21 juta hingga Rp 23 juta per ekor, kini rata-rata turun Rp 1 juta per ekor," katanya, Rabu (25/5/2022).
Bahkan, ia juga menyampaikan, terdapat sejumlah pasar hewan di luar Temanggung yang tutup sehingga pedagang dari daerah tersebut tidak datang dan pasar menjadi sepi. "Ada beberapa pasar di daerah lain tutup, sehingga pedagang yang membawa sapi tidak ada yang menawar. Biasanya pedagang dari Grabag dan Muntilan sering kulakan di sini. Karena untuk sementara pasar hewan di wilayah Magelang tutup, maka mereka tidak datang dan imbasnya pasar sepi," katanya.
Padahal, menurut dia, biasanya menjelang Idul Adha seperti saat ini ramai pembeli. "Biasanya sehabis Idul Fitri sampai Lebaran haji itu pasar hewan di sini ramai terus, banyak pengunjung dan pedagang datang dari daerah lain, tetapi dengan adanya PMK ini omset pedagang agak turun karena jarang yang membeli ternak," katanya.
Petugas dari Pusat Kesehatan Hewan Temanggung terus memantau kesehatan ternak yang masuk ke Pasar Hewan Ngaran. "Tugas kami adalah memantau kesehatan ternak yang berdatangan di Pasar Hewan Ngaren terkait dengan kasus PMK yang terjadi di Indonesia," kata Muhkholid Ahsani dari Pusat Kesehatan Hewan Temanggung.
Ia menuturkan selama melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Ngaren ini belum ada hewan ternak terindikasi PMK.