Sabtu 21 May 2022 08:32 WIB

Erick Thohir: Pendidikan dan Dunia Kerja Harus Sejalan

Berbeda dengan kebanyakan pejabat, Erick tak disambut prosesi pengalungan bunga

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Budi Raharjo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengisi kuliah umum bertajuk Tantangan dan Peluang SDM di era 5.0 di Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Jumat (20/5).
Foto: Istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengisi kuliah umum bertajuk Tantangan dan Peluang SDM di era 5.0 di Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Jumat (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, IMF dan Bank Dunia memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat nomor empat di dunia pada 2045. Hal ini Erick sampaikan saat mengisi kuliah umum bertajuk "Tantangan dan Peluang SDM di era 5.0 di Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Jumat (20/5).

"Apa yang muncul di benak kita saat membayangkan negara maju, Amerika Serikat? Negara-negara Eropa Barat? Cina? Pernah tidak, membayangkan Indonesia jadi salah satu dari negara dengan perekonomian terkuat di dunia?" tanya Erick kepada segenap civitas Universitas Prima Indonesia.

Acara yang juga dihadiri pendiri Unpri I Nyoman Ehrich Lister, BPH Yayasan Perguruan Tinggi Unpri Tommy Leonard, Rektor Unpri Chrismis Novalinda Ginting, Penasehat Akademik Unpri RE Nainggolan, berlangsung meriah. Berbeda dengan kebanyakan pejabat, Erick tak disambut dengan prosesi pengalungan bunga tiba di Unpri. Bersama mahasiswa, Erick justru memasuki area gedung dengan tarian challenge khas Tiktok yakni Suling Sakti Spongebob.

Erick pun bertukar pikiran dengan para mahasiswa terkait adaptasi model industri dam bagaimana dapat mensinergikan antara kebutuhan industri dengan riset maupun persiapan SDM perguruan tinggi di masa depan. Erick menyampaikan, saat ini dunia tengah menghadapi lima tantangan yang meliputi dinamika geoekonomi, kondisi demografi, keberlanjutan lingkungan, disrupsi teknologi dan digitalisasi, dan ketahanan kesehatan.

Menurut Erick, tantangan ini harus diantisipasi, baik oleh pemerintah pusat, maupun civitas academica. Bukan hanya untuk kepentingan industri, namun juga untuk arah pengembangan riset serta pengetahuan.

"Salah satu permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah belum sinkronnya riset maupun materi ajar di ruang kelas, dengan perkembangan zaman. Sehingga, Indonesia cenderung defisit talenta digital. Padahal nantinya, akan terbuka banyak model bisnis baru yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia atau knowledge based economy. Sebaliknya, beberapa pekerjaan yang ada sekarang, akan semakin tidak relevan ke depannya," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Oleh karena itu, Erick terus mendorong sinergisitas antara BUMN dan perguruan tinggi melalui program magang bersertifikat, Indonesia Global Talent Internship Program, dan program rekrutmen bersama BUMN. "Pada era disrupsi digital, perputaran bisnis dan perekonomian juga mulai beralih ke digital. Bisa kita lihat, 7 dari 10 perusahaan besar yang menguasai market cap global di 2021, merupakan perusahaan teknologi. Bukan lagi perusahaan migas dan energi seperti satu dekade sebelumnya," ungkap Erick.

Kata Erick, percepatan pengembangan teknologi harus dilakukan, terutama dalam menghadapi gelombang kedua dan ketiga disrupsi digital yang sedang terjadi. Erick menekankan perlunya kesinambungan antara riset dan persiapan SDM perguruan tinggi dengan perkembangan disrupsi teknologi.

BUMN, lanjut Erick, juga sudah mengantisipasi hal ini dengan mulai membangun roadmap bisnis yang berorientasi pada kebutuhan pasar di masa depan dan mencanangkan transformasi di BUMN.

"Teman-teman mahasiswa Unpri nantinya juga akan terjun ke dunia kerja, baik sebagai tenaga pendidik maupun punya kontribusi lain di masyarakat. Sehingga penting untuk memahami situasi ini, agar mampu berkontribusi secara optimal di dunia kerja," sambung dia.

Erick mengatakan link and match antara proses pendidikan dengan kebutuhan bursa kerja akan mampu menetapkan strategi yang tepat dalam mengantisipasi disrupsi teknologi dan digital.

photo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengisi kuliah umum bertajuk Tantangan dan Peluang SDM di era 5.0 di Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Sumatera Utara, Jumat (20/5). - (Istimewa)

Erick menjelaskan, BUMN telah memulai tiga strategi besar membangun kedaulatan digital Indonesia, mulai dari pengembangan infrastruktur digital agar masyarakat memperoleh akses yang merata terhadap layanan infrastruktur digital, pembangunan masyarakat digital untuk mempersiapkan SDM Indonesia agar siap bersaing di tengah persaingan industri digital global, dan akselerasi ekosistem ekonomi digital guna menciptakan alternatif dari ekosistem digital negara lain yang telah masuk ke Indonesia dan memastikan bisnis BUMN tidak menjadi menara gading.

"Yang tidak kalah penting, memastikan bagaimana ketiga strategi besar tersebut dapat berjalan secara paralel, berkelanjutan, dan berpihak pada pertumbuhan ekonomi rakyat. Inilah peran Kementerian BUMN yang sesungguhnya," ucap Erick.

Erick juga mengaku telah mentransformasi dan membagi fokus bisnis Telkom dan Telkomsel. Selanjutnya, BUMN mulai berinvestasi pada inovasi teknologi dan SDM yang berkualitas dengan mengembangkan ekosistem digital sebagai bagian dari transformasi digital BUMN dari hulu ke hilir, mulai dari pembangunan Infrastruktur, berperan sebagai agregator, hingga fasilitas pendanaan.

"Dengan beberapa program yang dilakukan BUMN, harapannya kita dapat mengurangi pendanaan dari modal asing untuk startup potensial karya anak bangsa. Sehingga, keunggulan SDM lokal bisa dikembangkan di negara sendiri, untuk kemajuan perekonomian Indonesia," lanjut Erick.

Bagi Erick, menumbuhkan ekosistem ekonomi digital dan pemberdayaan SDM merupakan fondasi yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita Indonesia yang makmur rakyatnya dan berdaya ekonominya, baik di dalam negeri maupun di dunia Internasional.

Erick berharap BUMN dapat menjalin kolaborasi dengan universitas sebagai basis riset dan pengembangan menuju ekonomi digital. "Terutama dalam menghasilkan generasi penerus bangsa yang tetap berpegang pada nilai-nilai Akhlak, meski berada di era keterbukaan informasi dan disrupsi teknologi.

Karena ilmu pengetahuan tanpa Akhlak bisa menimbulkan tipu daya. Dengan dukungan dari kampus dan civitas academica, saya optimistis, BUMN siap menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian Indonesia, untuk hari ini dan masa depan," kata Erick menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement