Kamis 19 May 2022 21:34 WIB

Kebijakan Pelonggaran Masker yang Dinilai Tepat oleh IDI Hingga Ahli

Namun, IDI mengingatkan masyarakat hanya boleh melepas masker di ruang terbuka.

Wisatawan berjalan-jalan tanpa menggunakan masker di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).
Foto:

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (17/5/2022) mengumumkan pelonggaran menggunakan masker di luar ruangan karena pandemi Covid-19 terkendali. "Dengan memperhatikan kondisi saat ini, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia makin terkendali, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," kata Jokowi dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pelonggaran aturan soal pemakaian masker hanya berlaku untuk luar ruangan, tidak untuk ruangan tertutup dan transportasi umum. Bagi kelompok rentan, seperti orang lanjut usia atau yang memiliki penyakit komorbid, pemerintah meminta mereka tetap menggunakan masker.

Pelonggaran juga berlaku untuk pelaku perjalanan dalam dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis lengkap, tidak perlu melakukan tes usap, baik PCR maupun antigen. Kewajiban memakai masker juga berlaku untuk orang-orang yang sakit, seperti batuk.

Baca juga : Pelonggaran Masker Momentum Kebangkitan Ekonomi

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pada Rabu (18/5/2022) juga mengungkapkan tren kasus positif Covid-19 harian terus mengalami penurunan. Wiku mengatakan, meskipun mobilitas tinggi sebagai dampak dilakukan relaksasi kebijakan, tetapi tidak diikuti dengan kenaikan kasus.

"Tetapi kasus positif harian tetap menunjukkan penurunan. Artinya dengan mobilitas yang bahkan tertinggi selama pandemi, penularan kasus positif Covid 19 tetap dapat kita tekan bersama di tengah masyarakat," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring, Rabu.

Berdasarkan data kasus di tingkat nasional, Indonesia, kata Wiku, masih terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan. Kasus aktif tingkat nasional menunjukkan tren penurunan menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir di mana angka ini lebih rendah sekitar 4 persen di bawah rata-rata kasus dunia.

"Apabila dilihat dari jumlah kasus aktif nasional pada tanggal 8 Mei lalu, terdapat 6.000 orang penderita Covid dan per 15 Mei turun menjadi sekitar 4.700 orang," ujar Wiku.

Sedangkan kesembuhan, terjadi peningkatan jumlah orang sembuh pada level nasional di pekan ini yakni 3.600 orang sembuh dengan persentase kesembuhan sebesar 97,34 persen. Jika dibandingkan dengan dunia, persentase kesembuhan Indonesia masih bertahan sekitar 3 persen di atas rata-rata dunia.

Baca juga : Sudinkes Jakut Anjurkan Lansia dan Pasien Komorbid Gunakan Masker

Sementara indikator kematian, persentase maupun jumlah kematian di Indonesia cenderung tetap dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 2,59 persen. Sementara jumlah orang meninggal rata-rata 3 bulan terakhir mengalami penurunan dan saat ini rata-rata di angka 13 kasus

"Angka kematian ini juga masih berada di atas rata-rata dunia, di saat kasus aktif dan kesembuhan sudah berhasil Lebih baik dibanding standar dunia," ujar Wiku.

 

photo
Tiga Skenario Pandemi Menuju Endemi - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement