REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pemerintah Kota Tangerang mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang belakangan tengah marak. Upaya pemeriksaan kesehatan hewan ternak digencarkan secara rutin untuk mengantisipasi adanya penyebaran penyakit PMK di wilayah tersebut.
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) mengonfirmasi bahwa wabah tersebut belum ditemukan atau dilaporkan di Kota Tangerang. Meski demikian, sebagai upaya kewaspadaan, dilakukan percepatan pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak di sekitar 60 titik peternakan yang tersebar di daerah tersebut.
Pemeriksaan kesehatan PMK pada hewan ternak telah dilakukan Dinas Ketahanan Pangan sejak sekitar sepekan terakhir ini. Pemeriksaan itu dipastikan akan terus berlanjut.
“Aksi ini akan terus dilakukan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang dicek secara keseluruhan,” kata Kepada Bidang Pertanian Ibnu Ariefyanto dalam keterangannya, dikutip Ahad (15/5/2022).
Ibnu mengatakan, untuk mencegah wabah PMK masuk ke wilayah Kota Tangerang, pihaknya membentuk tim unit respons cepat PMK, melakukan pendistribusian obat, penyuntikan vitamin, dan pemberian antibodi serta penguatan imun bagi hewan ternak.
Dalam waktu dekat, DKP juga akan mengumpulkan semua peternak di Kota Tangerang untuk melakukan sosialisasi terkait penyakit PMK pada hewan ternak.
“Kota Tangerang saat ini tinggal memperketat tidak diterimanya ternak sapi dari wilayah yang terduga terdampak PMK. Sebagaimana diketahui, Kementerian telah menutup jalur pengiriman sapi dari daerah yang terindikasi PMK,” terangnya.
Di Kabupaten Tangerang, upaya mewaspadai PMK juga telah dilakukan. Pemerintah Kabupaten Tangerang membentuk tim satuan tugas (satgas) pengendalian PMK sebagai upaya antisipasi penyebaran, berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pertanian dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
“Ketika indikasi PMK masuk ke wilayah Kabupaten Tangerang, langkah pertama kami lakukan surveilans atau investigasi ke lapangan oleh satgas pengendalian penyakit hewan,” kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika. Dia mengonfirmasi belum ada ditemukan kasus tersebut di Kabupaten Tangerang.
Asep menjelaskan, tim satgas akan melakukan pendataan populasi hewan, pengawasan, dan pengecekan secara rutin. Selain itu dilakukan uji sampling di laboratorium jika diperlukan. Lantas, jika ditemukan hewan bergejala PMK, akan dilakukan penghentian dan pemulangan pendistribusian hewan ternak.
Masyarakat diimbau untuk tidak panik dengan adanya wabah PMK. PMK diketahui tidak menular kepada manusia dan daging hewan yang terjangkit. Daging masih bisa dikonsumsi asal melalui standar operasional prosedur yang benar, salah satunya dengan memasak daging dengan bersih dan matang sempurna.