Ahad 15 May 2022 05:58 WIB

Jangan Biarkan India Buat Sejarah di Piala Thomas

India lolos ke final Piala Thomas untuk kali pertama dan akan menghadapi Indonesia.

Ekspresi dari pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Shesar Hiren Rhustavito usai mengalahkan pebulu tangkis tunggal putra Jepang Kodai Naraoka dalam pertandingan babak semifinal final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (13/5/2022). Rhustavito menang dengan skor 21-17 dan 21-11 sekaligus mengantar Tim Thomas Indonesia ke final setelah menang 3-2. dari tim Thomas Jepang.
Foto:

Menghadapi India di partai final Piala Thomas secara teknis pastilah lebih menguntungkan dibandingkan Denmark. Namun faktor non-teknis sebaliknya. Entah itu ada pede yang berlebihan di kubu Indonesia atau motivasi luar biasa besar dari pemain India untuk mencetak sejarah.

Dari tiga penampilan terakhir hingga final, India tak mengubah susunan pemainnya. Ini semestinya membuat kekuatan India bisa terbaca dengan baik oleh para pelatih di tim Thomas Indonesia. Indonesia bisa menurunkan pemain yang pas untuk mendapatkan poin, terutama di sektor ganda. Sebab di putra, Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavitho sepertinya hampir pasti diturunkan.

Di sektor ganda ada opsi mengembalikan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan atau tetap memainkan Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo untuk mengatasi Rankireddy/Shetty. Ada juga pilihan memarkir Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai ganda kedua dengan menurunkan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Atau kejutan kembali memasangkan Bagas dengan Kevin.

Siapa pun yang terpilih bermain, tentunya sudah dipertimbangkan dengan matang oleh tim pelatih Irwansyah dan Herry IP. Tinggal kesungguhan para pemain kita untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya di lapangan. Yang jelas, mengamankan poin dari dua partai ganda menjadi kewajiban jika tak ingin terpeleset. Tinggal nanti menyaksikan duel seru di tiga nomor tunggal, andai final harus dimainkankan hingga laga kelima.

Ginting yang saat ini menempati peringkat lima harus belajar dari kekalahan memalukan melawan Lakshya Sen di 16 besar German Open 2022. Ketika itu, Ginting menyerah 7-21 dan 9-21. 

Ginting harusnya punya kepercayaan diri tinggi setelah selalu kalah pada penyisihan, tapi kemudian menyumbangkan poin pada perempat final dan semifinal. Pada semifinal, Ginting bisa melumpuhkan lawan tangguh yang menempati peringkat dua BWF Kento Momota. Jangan justru sebaliknya, Lakshya Sen yang selalu kalah dalam tiga laga terakhir termotivasi menunjukkan ia pantas jadi tunggal terbaik India.

Pertarungan seru juga akan terjadi saat Jonatan bersua Srikanth. Dalam catatan BWF, kedua pemain ini sudah bertemu sembilan kali dengan Jonatan, peringkat delapan BWF, memetik lima kemenangan dan menderita empat kekalahan. Kabar baiknya, Jonatan selalu menang dalam dua pertemuan terakhir lawan Srikanth, yakni di semifinal Swiss Open 2022 dan Korea Open 2022.

Terahir duel Shesar lawan Prannoy. Shesar hanya berada satu tingkat di bawah Prannoy di ranking BWF alias peringkat ke-24. Keduanya pernah bertemua dua kali dan semuanya dimenangkan Prannoy. Hanya, pertemuan itu terjadi sudah sangat lama. Pertama pada 2010 di GP India. Saat itu Shesar masih 16 tahun, sementara Prannoy 17 tahun. Terakhir keduanya berhadapan di New Zealand Open 2017. Shesar kalah 14-21 dan 16-21.

Shesar harusnya punya kepercayaan diri paling tinggi saat ini. Ia selalu menyumbangkan angka setiap dimainkan. Yang terpenting tentu saja ketika menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Jepang di semifinal. Shesar menaklukkan Kodai Naraoka 21-17 dan 21-11 untuk membawa Indonesia ke final.

Kita tentunya berharap Indonesia mempertahankan gelar juara Piala Thomas yang diraih di Aarhus dua tahun lalu. Para wakil Merah-Putih di lapangan badminton harus bisa mencegah India mencetak sejarah seperti Jepang delapan tahun lalu. Jika semangat untuk menang menyala-nyala, kita harusnya bisa. Sebab secara teknis, India tak berada di atas kita.

Dua tahun lalu di Aarhus, gelar juara terasa kurang komplet karena bendera Merah-Putih dilarang dikibarkan akibat sanksi Badan Antidoping Dunia kepada Indonesia. Mestinya (mari ikut berdoa), kali ini kita bisa melihat Merah-Putih berkibar gagah di Impact Arena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement