REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Indramayu memantau secara ketat masuknya sapi dari luar daerah ditengah mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi. Pemeriksaan intensif juga dilakukan di rumah potong hewan (RPH).
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Achmad Sadeli, mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus PMK di Kabupaten Indramayu. Meski demikian, pihaknya melakukan langkah antisipasi dengan memperketat masuknya sapi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Kita antisipasi. Semoga PMK tidak sampai masuk ke Indramayu," kata Syadali, Jumat (13/5).
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan Distanak Kabupaten Indramayu, Dian Daju, menjelaskan, tim dari Balai Besar Veteriner Kembang sudah melakukan pemantauan terhadap populasi dan gejala klinis sapi di sejumlah sentra ternak yang ada di Indramayu.
Turunnya tim itu untuk melakukan survei dan pengecekan ulang karena pernah ada indikasi sapi bergejala demam selama tiga hari atau Bovine Ephemeral Fever (BEF) di wilayah ini. Dian juga telah menempatkan sejumlah dokter hewan untuk melakukan koordinasi dengan tim pantau di pos lintas hewan perbatasan Jawa Tengah - Jawa Barat di Losari, Kabupaten Cirebon. Koordinasi juga dilakukan dengan pedagang daging serta pasar hewan tradisional.
"Upaya ini kita lakukan supaya sapi yang masuk ke Indramayu adalah sapi yang benar-benar dalam kondisi sehat dan layak konsumsi," tandas Dian.