REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muzal Kadim mengatakan, sampai saat ini penyakit hepatitis akut misterius belum diketahui penyebabnya (etiologinya). Sehingga masih dilakukan investigasi terkait hal tersebut.
"Belum diketahui penyebab hepatitis akut misterius tersebut. Masih di investigasi ya. Virus apa yang menyerang hepatitis itu. Pasti ada virus spesifiknya," katanya dalam diskusi virtual pada Sabtu (7/5/2022).
Ia melanjutkan, masyarakat harus menjaga kebersihan dalam hal makanan. Jangan makan di sembarangan tempat. Selain itu, imunitas tubuh juga dijaga dengan makanan yang sehat. "Sebaiknya, kalau makanan untuk anak. Ibunya masak sendiri. Jadi, sudah terjamin kebersihannya," kata dia.
Ia mengimbau masyarakat menunggu hasil investigasi dan perkembangan soal hepatitis akut misterius ini. Jika merasakan gejala hepatitis seperti mual, muntah, diare berat, dan demam ringan segera ke rumah sakit.
"Untuk kasus ini memang sedang kita telusuri ya. Apakah benar-benar memang kasusnya sudah masuk ke seluruh Indonesia? atau memang itu kasus-kasus yang sporadis (penyakit jarang atau tidak teratur dan di daerah-daerah tertentu)," kata dia.
Ia menambahkan kemungkinan ada peluang hepatitis akut ini meluas. Tetapi, hal itu belum tentundapat dipastikan karena masih dalam tahap investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Iya bisa saja, berpotensi meningkat kasusnya jadi masih dalam perkembangan, bisa saja kebijakan berubah-ubah setiap waktu. Ya lihat situasi kedepannya nanti sesuai perkembangan saja,"kata dia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes belum menggolongkan kejadian itu sebagai kasus hepatitis akut berat. Sebab, masih ada fase lanjutan investigasi berupa pemeriksaan laboratorium, terutama pemeriksaan Adenovirus dan Hepatitis E yang membutuhkan waktu 10-14 hari ke depan.
"Kami belum golongkan dalam Hepatitis akut bergejala berat, tetapi baru masuk pada kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium," katanya, Kamis (5/5/2022).
Nadia mengatakan, dari ketiga pasien tidak ditemukan riwayat penyakit bawaan Hepatitis dari keluarga. Penyakit Hepatitis akut ini juga bukan disebabkan Hepatitis A, B, C, E dan banyak menyerang anak-anak dibawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah 5 tahun.
"Dari ketiga anak tersebut tidak ada yang memiliki riwayat dengan gejala penyakit yang sama," katanya.
Keluhan utama yang dialami pasien sebelum di bawa ke rumah sakit, kata Nadia, berasal dari saluran cerna seperti mual, muntah dan diare yang hebat. Ketiga pasien anak itu dilaporkan meninggal di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.