Ahad 01 May 2022 10:15 WIB

Mengais Rezeki Jelang Lebaran di Kampung Ketupat 

Rasa ketupat cangkang hijau lebih enak dari cangkan putih yang harganya lebih mahal.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kustin sedang membuat cangkang ketupat. 
Foto:

Produksi musiman

Kustin menjelaskan, produksi cangkang ketupat lebaran itu hanya bersifat musiman. Yakni hanya menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan saat hari-hari biasa, warga memiliki pekerjaan yang lain.

Untuk memperoleh janur kelapa muda sebagai bahan baku pembuatan cangkang ketupat, Kustin dan warga lainnya mendatangkannya dari sejumlah daerah di Tatar Sunda bahkan Jawa Tengah. Pasalnya, janur kelapa muda sulit diperoleh di desa mereka. Proses untuk mendatangkan janur kelapa muda itu sudah dilakukan beberapa hari sebelum Ramadhan.

"Dulu sih di sini juga banyak pohon kelapa. Tapi, sekarang sudah tidak ada," terang Kustin.

Kustin menyebutkan, untuk seikat janur yang berasal dari lima pohon kelapa (10 pucuk), dia harus merogoh Rp 180 ribu – Rp 200 ribu. Dari setiap pucuk, bisa dibuat 500 – 800 cangkang ketupat, tergantung ukuran janurnya.

Cangkang ketupat yang sudah jadi kemudian dihargai Rp 7.000 – Rp 20 ribu per ikat. Setiap ikat berisi sepuluh cangkang ketupat. Harga itu berbeda-beda tergantung warna janur kelapanya.

Cangkang ketupat dari janur yang berwarna putih dihargai lebih mahal karena dinilai lebih menarik. Sedangkan cangkang dari janur yang berwarna hijau, dihargai lebih murah.

"Padahal kalau sudah dijadikan ketupat, rasa ketupat dari cangkang hijau lebih enak dibandingkan cangkang putih," tukas Kustin.

Dari hasil berjualan cangkang ketupat lebaran itu, keuntungan yang diperoleh bisa di kisaran Rp 1 juta – Rp 2 juta per orang. Keuntungan itu masih bisa bertambah dari lidi janur kelapa yang mereka jadikan sebagai sapu untuk dijual.

Kustini menambahkan, penjualan cangkang ketupat dari Desa Singajaya bahkan tak terimbas pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. "Penjualan tetap ramai, tidak berubah," cetus Kustini.

Namun, Kustini mengakui, untung dan rugi saat berdagang menjadi hal yang biasa. Dia pun pernah merugi saat berjualan cangkang ketupat jelang lebaran Idul Adha. Pasalnya, minat masyarakat untuk memasak ketupat saat Idul Adha tak setinggi saat lebaran Idul Fitri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement