Rabu 27 Apr 2022 16:09 WIB

Jubir: Wapres tidak Merasa Terintimidasi Survei Kepuasannya Menurun

Wapres fokus menyelesaikan tugas-tugas sesuai mandat yang diembannya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Wapres Ma'ruf tidak terpengaruh dengan hasil survei yang mengungkap tingkat kepuasan terhadap Wapres Ma'ruf Amin menurun. Dalam survei Indikator Politik Indonesia, Wapres Ma'ruf memperoleh angka 45,2 persen, turun dibandingkan pada survei Februari 2022 di atas 50 persen.

"Wapres tidak merasa terintimidasi dengan menurunnya hasil survei. Begitupun tidak akan menepuk dada ketika hasil survei kepuasan publiknya meningkat," kata Masduki Baidlowi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4).

Masduki mengatakan, Wapres tetap berfokus menyelesaikan tugas-tugas sebagai wakil presiden di sisa waktu dua tahun masa dinasnya. Antara lain pengembangan ekonomi syariah, penanganan kemiskinan/stunting, pembangunan kesejahteraan papua, menuntaskan reformasi birokrasi dan pelayanan publik, penguatan UMKM, hingga moderasi beragama.

"Yang pasti dalam sisa waktu dua tahun masa dinasnya, Wapres fokus menyelesaikan tugas-tugas sesuai mandat yang diembannya," kata Masduki.

Namun, Masduki menilai turunnya tingkat kepuasaan publik ini menjadi masukan penting bagi Wapres. Menurut dia, naik dan turunnya kepuasan publik terhadap Presiden dan Wapres, adalah dinamika yang bisa dipahami. Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia 14-19 April, menyebutkan kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo juga turun 59,9 persen, sedang Wapres 45,2 persen.

"Karena fluktuasi kepuasan publik tersebut dipengaruhi oleh persoalan bangsa secara siklikal," kata Masduki.

Dia mengatakan, menurunnya kepuasan publik saat ini, sangat mungkin dipengaruhi oleh problem minyak goreng, kenaikan harga BBM, harga pangan. Selain itu ada isu yang sengaja diembuskan oleh pihak tertentu terkait penundaan Pilpres.

"Problem dan isu yang ada di tengah kehidupan bernegara itu, sangat wajar bila memberikan sentimen negatif terhadap pemerintah, yang dibuktikan dalam hasil survei," katanya.

Survei dilakukan pada 14-19 April 2022. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung menggunakan metode multistage random sampling.

Survei melibatkan 1.220 responden dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement