Selasa 26 Apr 2022 05:35 WIB

Dokter Hewan Diterkam Harimau yang Terkena Jerat di Sumut 

Drh Anhar yang diterkam Harimau sebelumnya berupaya menyelamatkan hewan tersebut

Rep: Febryan. A/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di dalam kandang .  Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menerkam dokter hewan bernama Anhar ketika juru medis itu hendak menyelamatkannya dari perangkap jerat di sebuah kampung di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Alhasil, lengan kiri Anhar terluka.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di dalam kandang . Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menerkam dokter hewan bernama Anhar ketika juru medis itu hendak menyelamatkannya dari perangkap jerat di sebuah kampung di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Alhasil, lengan kiri Anhar terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menerkam dokter hewan bernama Anhar ketika juru medis itu hendak menyelamatkannya dari perangkap jerat di sebuah kampung di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Alhasil, lengan kiri Anhar terluka. 

"Evakuasi ... berjalan secara kondusif, meski sempat terjadi penyerangan Harimau Sumatera tersebut kepada dokter hewan yang berusaha membiusnya," kata Plt. Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara Irzal Azhar dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Senin (25/4). 

Insiden ini berawal ketika masyarakat menemukan seekor Harimau Sumatera terkena jerat di Dusun Pardomuan, Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan, pada Jumat (22/4) siang. Mendapat informasi tersebut, tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara segera menuju lokasi dengan membawa kandang transit dan serta peralatan senjata. 

Pada Sabtu, tim mendapati Harimau Sumatera itu dalam kondisi kaki terjerat sling yang tersangkut pada batang pohon. Satwa liar terancam punah itu sudah dalam keadaan lemas. 

Tim mulai melakukan proses evakuasi pada Ahad pagi. Dokter Hewan (drh) Anhar memulai proses penyelamatan harimau itu dengan menembakkan bius. "Tembakan bius mengenai badan/tubuh harimau, namun tanpa diduga harimau tiba-tiba langsung menyerang drh. Anhar. Lengan sebelah kiri Anhar terluka dan berdarah," kata Irzal. 

Usai menerkam Anhar, kata Izral, harimau tersebut langsung berlari menjauh. Izral tak menjelaskan bagaimana harimau itu bisa terlepas dari jerat. Adapun Anhar langsung dibawa ke rumah sakit Padangsidimpuan untuk mendapatkan perawatan. 

Setelah insiden itu, tim BKSDA bersama dengan camat, kapolsek, dan kepala desa setempat langsung menemui masyarakat sekitar. Masyarakat diminta untuk tidak panik dan diimbau untuk tidak beraktivitas di kebun selama tiga hari ke depan. 

Masyarakat sekitar juga diminta waspada ketika beraktivitas di luar rumah dengan cara selalu berkelompok minimal lima orang. Apabila melihat tanda-tanda kehadiran harimau, masyarakat diminta segera melaporkan kepada petugas. 

Izral mengatakan, untuk penanganan berikutnya, Balai Besar KSDA Sumatra Utara akan melakukan pemasangan perangkap di sekitar lokasi kejadian. "(Kita juga akan) melakukan patroli rutin serta pendampingan terhadap masyarakat sampai situasi kembali kondusif," ujarnya.

Sementara itu, sekitar 500 kilometer ke arah utara dari Tapanuli Selatan, tiga ekor Harimau Sumatera bernasib lebih naas. Ketiganya ditemukan tewas terkena jerat babi di area perkebunan HGU PT. Aloer Timur di Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Ahad (24/4). BKSDA Aceh mengutuk kejadian tersebut dan akan memproses hukum pihak yang terbukti secara sengaja membunuh si Raja Rimba itu.

Untuk diketahui, Harimau sumatera merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. 

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement