REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun menargetkan dapat membangun urban toursim atau wisata kota dengan menghadirkan daya tarik-daya tarik baru untuk memikat wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung. Salah satunya dengan membangun kawasan ekonomi di Jalan Bogowonto Kota Madiun menjadi tempat wisata kuliner yang berkonsep kereta api.
Wali Kota Maidi menilai, kota besar di berbagai belahan dunia bisa hidup 24 jam karena menyuguhkan keindahan, baik keindahan di waktu siang maupun malam. Hal itu seperti halnya Singapura, Bangkok, dan lainnya. Konsep itu juga mulai diterapkan di Kota Madiun.
"Kita tidak memiliki potensi alam. Tetapi bukan berarti kota kita tidak bisa menarik. Kita buat jadi menarik dengan sentuhan-sentuhan tadi. Itu yang saya lihat di berbagai kota besar negara-negara di Asia," katanya.
Tak berhenti berkreativitas dan berinovasi, Pemkot Madiun saat ini menggandeng dua BUMN sekaligus, yakni PT INKA (Persero) dan PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun guna membangun kawasan ekonomi di Jalan Bogowonto Kota Madiun untuk "disulap" menjadi tempat wisata kuliner yang berkonsep kereta api. Pemkot Madiun melirik potensi sejarah tentang perkeretaapian yang dimilikinya untuk dikembangkan guna mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi setempat.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan gagasan membuat wisata kuliner berkonsep kereta api itu adalah untuk memperkuat identitas Kota Madiun sebagai kota sejarah tentang kereta api.
"Kota Madiun dan kereta api ini kan tidak bisa dipisahkan, punya sejarah tersendiri. Sejarah ini tidak kita hilangkan, namun semakin kita perkuat," kata Maidi.
Bekerja sama dengan PT INKA dan KAI, Pemkot Madiun membangun kawasan ekonomi baru di lokasi Jalan Bogowonto yang kini mulai proses dikerjakan. Rel kereta api yang lama terpendam aspal di Jalan Bogowonto telah berhasil diangkat kembali oleh PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun untuk mewujudkan kawasan wisata kuliner berkonsep kereta tersebut. Adapun rel tersebut dulunya adalah bekas jalur KA jurusan Madiun-Ponorogo yang tidak beroperasi lagi sejak pertengahan tahun 1980-an.
Menurut Maidi, kawasan tersebut tak hanya akan dijadikan sentra wisata kuliner, namun juga wahana edukasi tentang sejarah perkeretaapian.
"Kawasan Jalan Bogowonto ini memiliki sejarah besar, kami ingin mengangkat sejarah tempo dulu itu agar tidak hilang," katanya.
Pemerintah Kota Madiun juga akan melakukan penataan sekitarnya, mulai penambahan lampu, perbaikan taman, dan fasilitas pendukung lainnya. Sehingga kawasan tersebut menjadi tempat jujukan wisata kota yang unik. Rencana Pemkot Madiun untuk mengembangkan kawasan ekonomi di Jalan Bogowonto menjadi sentra wisata kuliner berkonsep kereta api mendapat dukungan penuh dari dua BUMN yang berkecimpung di dunia perkeretaapian.
PT INKA dan KAI menyatakan siap mengakomodasi kebutuhan untuk merealisasikan kawasan wisata kuliner dan edukasi kereta tempo dulu tersebut. Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengatakan INKA akan menyediakan empat gerbong untuk tempat wisata kuliner berkonsep kereta di Jalan Bogowonto tersebut.
"Kami akan menyediakan empat kereta. Satu kereta eksekutif yang dari stainless steel dan tiga kereta flat car atau gerbong datar," kata Agung Sedaju.
Menurut dia, gerbong datar tersebut biasa digunakan untuk mengangkut kontainer atau peti kemas yang dimodifikasi menjadi tempat resto, kafe, atau sejenisnya. Hal yang sama diungkapkan PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun sebagai pemilik aset rel KA di kawasan tersebut. Pihaknya mendukung penuh rencana pemkot mengembangkan kawasan ekonomi di Jalan Bogowonto.
Kepala Daerah Operasional (Daop) 7 Madiun Hendra Wahyono mendukung pemanfaatan aset di kawasan tersebut untuk menjadi kawasan kuliner dan edukasi kereta api. Mulai rel yang sudah terpendam hingga lahan. Pihaknya juga bersedia mengangkat bekas rel KA kuno yang dulunya merupakan jalur KA jurusan Madiun-Ponorogo.
"Kami mendukung. Karena rel ini sifatnya sedang tidak beroperasi, maka bisa digunakan sesuai rencana Bapak Wali Kota," kata Hendra.