REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Lalu-lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suharto mengimbau masyarakat untuk mengutamakan keselamatan lalu lintas saat melakukan mudik lebaran."Kami berharap kepada pemudik untuk menjaga keselamatan lalu lintas dan protokol kesehatan. Ini menjadi sudah menjadi tagline yang lazim bagi kita semua, suatu hal yang sudah melekat di hati kita dan menjadi SOP masing-masing untuk menjaga kesehatan dan keselamatan," kata Suharto dalam diskusi daring, Sabtu lalu.
Hal tersebut menyusul hasil survei yang dilakukan Kemenhub baru-baru ini yang menunjukkan potensi pergerakan nasional menjadi 31,6 persen atau sebanyak 85,5 juta pemudik di tahun ini. Suharto menambahkan, dalam survei tersebut menunjukkan terdapat lima moda perjalanan terbanyak.
Pertama adalah mobil pribadi dengan 22,9 juta orang (26,8 persen), sepeda motor dengan 16,9 juta orang (19,8 persen), bus dengan 14,1 juta orang (18,5 persen), pesawat terbang dengan 8,9 juta orang (10,4 persen), dan kereta api sebanyak 7,6 juta orang (8,9 persen)."Ini luar biasa dan harus diwaspadai dan diantisipasi bersama, mengingat kita tidak bisa melakukan mudik dua tahun terakhir," kata dia.
Lebih lanjut, pemerintah memiliki sejumlah regulasi keselamatan masyarakat terkait Covid-19. Mulai dari keharusan melakukan vaksinasi dosis ketiga (booster), menerapkan protokol kesehatan, dan penyediaan pos pelayanan kesehatan di sejumlah lokasi. Dari sisi keselamatan lalu lintas, Suharto mengatakan Kemenhub melakukan ramp check untuk angkutan jalan sebanyak 57.693 unit yang meliputi bus AKAP dan pariwisata serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan sebanyak 215 unit kapal.
Ia mengatakan pihaknya juga menekankan adanya manajemen pelaku perjalanan kendaraan pribadi yang meliputi kesiapan pengemudi, kesiapan kendaraan, pemilihan rute perjalanan, dan pengaturan waktu perjalanan."Persiapan pengemudi mobil adalah mulai dari pengemudi dalam keadaan sehat dapat mengidentifikasi, mengendalikan, dan memahami kendaraan dengan baik dan benar; serta mengetahui rute perjalanan yang akan dilewati hingga mencapai tujuan," kata Suharto.
"Untuk manajemen pelaku perjalanan sepeda motor meliputi imbauan untuk tidak menggunakan sepeda motor sebagai moda perjalanan jarak jauh, membatasi barang bawaan, dan siapkan rest area khusus untuk sepeda motor," imbuhnya.Selain itu, Kemenhub bersama sejumlah pihak juga berencana untuk membuat rekayasa lalu lintas demi mencegah kemacetan saat puncak arus mudik di tanggal 28 April-1 Mei.
Adapun rekayasa lalu lintas di jalan tol, antara lain ganjil genap (gage), oneway, dan pelarangan truk ukuran besar."Skenario manajemen lalin tahun ini adalah paket komplit; ada oneway, gage, hingga contraflow. Perlu dicatat bahwa pemudik di tahun ini meningkat 40 persen dibandingkan 2019, sehingga dengan segala simulasi dan perhitungan, rasanya menjadi pilihan yang mujarab," kata Suharto.